Perihal lagu-lagu "musim panas" yang menjadi tema mereka untuk beberapa lagu terakhir, SUGA menyebut BTS memang sengaja merilis lagu yang manis dan menggelitik pendengar untuk mengetukkan kaki, terlepas dari keperluan mereka melihat subtitle untuk mengerti arti lagunya.
BTS mencoba berbagai genre: lagu bernuansa gelap, psikologi, kecemasan remaja, self love, hingga lagu-lagu yang kental akan nuansa perayaan. "Permission to Dance" pun menerapkan tema perayaan dengan maksud berbagi energi pada para penggemar. Kata Jin, gerakan dalam lagu itu juga mencakup tiga gestur isyarat internasional, yakni yang berarti "kegembiraan", "tarian", dan "kedamaian".
Melalui platform terbaru YouTube, Shorts, BTS juga menggaet YouTube untuk menyuarakan tantangan spesial "Permission to Dance" dance challenge ke publik. Ini dilakukan dengan harapan dapat memperluas jaringan penggemar, di mana mereka akan membuat sendiri video challenge dengan lagu terbaru BTS.
Ini memang bukan kali pertama BTS melibatkan penggemar selain konser langsung. Selain "Permission to Dance", hal yang sama juga pernah dilakukan pasca perilisan lagu "Life Goes On" pada 2020 lalu lewat platform TikTok.
Merindukan ARMY, para penggemar mereka, BTS mengaku selalu siap untuk kembali menggelar konser di stadion yang biasa mereka gunakan dan bertemu langsung dengan ARMY saat keadaan membaik. "Kami telah menjadi sangat tidak sabar untuk bertemu dengan fans kami secara langsung," kata Jung-kook.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H