2. Kesalahan dalam pengetahuan kita timbul dari ketidakdewasaan dan kelemahan.Â
Dari keterbatasan diatas dapat kita lihat bahwa pengetahuan dari makhluk ciptaan yang sempurna sekalipun, yaitu pengetahuan dari orang yang tidak berdosa, makhluk dewasa yang memiliki informasi sebanyak yang dapat dimiliki seseorang, pengetahuan yang dimilikinya tetap merupakan pengetahuan yang terbatas. Semua makhluk terbatas dalam pemikiran dan pengetahuan, seperti dalam semua bidang kehidupan lainnya. Kita dibatasi oleh pencipta kita, Tuhan kita. Bagi kita ada permulaan waktu, tetapi bagi Dia tidak. Kita dikendalikan oleh-Nya dan tunduk pada Otoritas-Nya. Sehingga pemikiran kita tidak sebanding dengan pemikiran Allah. Oleh sebab itu ada beberapa ketidaksinambungan antara pikiran Allah dan pikiran manusia:
1. Pikiran-pikiran Allah tidak diciptakan kekal, pikiran kita adalah diciptakan dan dibatasi oleh waktu.Â
2. Pikiran-pikiran Allah pada akhirnya menentukan atau menetapkan apa yang terjadi.Â
3. Pikiran-pikiran Allah merupakan penguji atau pengukur diri-Nya sendiri:pikiran-pikiran Allah merupakan kriteria kebenaran bagi pikiran-pikiran itu sendiri.Â
4. Pikiran Allah selalu membawa kemuliaan dan hormat bagi Dia karena Allah selalu "hadir dalam berkat" bagi diri-Nya sendiri.Â
5. Pikiran-pikiran Allah adalah merupakan pikiran-pikiran asli dari Allah, sedangkan pikiran-pikiran kita merupakan salinan atau gambaran dari pikiran Allah.Â
6. Allah tidak memerlukan apapun juga untuk diwahyukan bagi Dia; Dia mengetahui apa yang Dia ketahui semata-mata karena siapa Dia dan apa yang Dia Tarukan.Â
7. Allah tidak memutuskan untuk menyatakan seluruh kebenaran kepada kita.Â
8. Allah mendapatkan pengetahuan secara berbeda dari kita.Â
9. Apapun yang dinyatakan Allah kepada kita dinyatakan-Nya dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh makhluk ciptaannya.Â