Riuh bising dengar iringan roda besi sepanjang jalan
Membawaku mengarah menikmati liuk kelok pantura
Lelah menyeka peluh antrian kemacetan abadi
Ketika itu untuk pertama kali kini rutinitas kujalani
Menuju bumi yang kata sejarah, ini dulu muara
Kini menjadi pijakan langkahku mengabdi negeri
Kepadamu wahai sobat, kelak mampu kita jalani
Beratnya ikhlas sepenuh hati, bersyukur pada Yang Maha Suci
Panas terik tiada sekat, hujan lebat yang dinantikan
Lahan luas menyajikan menu rempah yang meriah
Didampingi  tumbuh subur buah berbiji permata
Bukan lagi keras, tapi sajian ketangguhan yang ada
Penyambutan bagai raja, namun harus beretika
Inilah rasa yang ada dan menusuk dada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H