Mohon tunggu...
Setyo Budiantoro
Setyo Budiantoro Mohon Tunggu... Konsultan - Percikan pemikiran tentang transformasi pembangunan

Nexus Strategist, Development Economist, Entrepreneur, Writer https://www.budinomic.info/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menangkal Kutukan Periode Kedua (1)

7 April 2020   11:26 Diperbarui: 7 April 2020   11:40 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Financial Times

Bila sebelumnya yang paling terdampak Covid-19 adalah sektor tradisional serta usaha mikro dan kecil yang tidak menggunakan digital technology dan mengandalkan pendapatan harian, kini akibat lamanya tanpa aktivitas maka ratusan ribu kelas menengah juga ikut terpukul. 

Penundaan maupun pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja, kini telah melanda di sektor pariwisata, perhotelan, jasa dan bahkan manufaktur, akibat tak ada pemasukan maupun produksi. Cash flow perusahaan tidak kuat untuk menggaji atau mempertahankan karyawan.

Bagi pekerja informal dan buruh yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, bila tanpa ada pendapatan adalah hal yang mustahil. Bagaimana mereka bisa makan sementara biaya hidup tinggi dan tak ada pekerjaan? Lebih baik mereka pulang kampung, karena biaya hidup lebih rendah dan bisa bertemu keluarga.

Bagi pekerja sektor formal yang terdampak serta belum diberhentikan kerja, kini adalah masa puasa yang panjang tanpa kepastian kapan selesai dan mengurangi konsumsi. Bagi yang diberhentikan kerja, ini adalah masa sangat sulit karena tidak ada pendapatan dan hampir mustahil mencari kerja baru sesuai bidangnya karena aktivitas ekonomi berhenti.

Kini adalah saatnya pemerintah mendatangkan bantuan tunai (helicopter money) untuk daerah yang secara ketat menjalankan pembatasan sosial berskala besar. Stimulus fiskal pemerintah seharusnya difokuskan pada mereka yang terdampak tersebut secara universal melalui pemberian "tunjangan pemasukan dasar" (basic income). 

Terutama pekerja sektor informal dan pekerja yang terdampak langsung Covid-19 akan sangat terbantu, sehingga mereka tetap bisa tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Lalu, secara umum ini juga dimaksudkan tetap menjaga agregat daya beli sehingga dapat menghindari kelesuan ekonomi yang mengarah pada resesi.

Jumlah penduduk di Jakarta kini sekitar 10 juta, bila ditambahkan kota sekitarnya yaitu Bekasi, Depok dan Tangerang sekitar 6 juta maka total penduduk 16 juta. Dengan asumsi setiap keluarga terdiri dari 4 orang, maka terdapat 4 juta keluarga. 

Melalui transfer tunjangan pemasukan sebesar Rp 2 juta, maka kebutuhan total untuk semua keluarga sebesar Rp 8 triliun.

Nilai Rp 8 triliun mungkin terlihat besar, namun dari total stimulus Rp 405 triliun tentu mudah dialokasikan. Nilai itu sebenarnya juga kecil bila dibandingkan risikonya apabila para penduduk itu meninggalkan Jakarta dan sekitarnya. Bila Covid-19 menyebar ke seluruh Indonesia, pada akhirnya ekonomi Indonesia bisa lumpuh.

Nasib Indonesia kini ditentukan kepatuhan mereka untuk tidak bepergian ke kampung halaman masing-masing. Ini seperti halnya negeri China waktu pandemi awal Corona, sangat tergantung pada penduduk Wuhan yang tidak meninggalkan kotanya waktu tahun baru China. 

Jadi sekali lagi, nilai Rp 8 triliun sebenarnya sangatlah kecil dibandingkan risiko yang ditanggung Indonesia secara keseluruhan, baik secara kesehatan maupun ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun