Membesarkan negara baru untuk bertarung secara jantan di kancah politik berikutnya adalah hal yang sangat ksatria. Atau jika ingin tetap bertahan di Damukria bertamulah dengan Sabiya siapa tau punya solusi alternatif daripada terjadi perpecahan.Â
Tampaknya kubu Maldakara sudah meragukan duo Bapak-Anak Ahia dan Sabiya. Jadi dia menadahi besar-besar mosi tidak percaya sesepuh para haters kerajaan. Menciptakan kerajaan dalam kerajaan meskipun rakyat pendukungnya bisa dihitung jari. Nun jauh disana Prabu Jagrawi tertawa segar, menyaksikan perebutan kekuasaan di negeri Damukria.Â
Tampaknya Maldakara berhasil dijadikan boneka untuk menggerogoti seisi Damukria, yang akan hancur dari dalam dan tunduk dalam kekuasaan Prabu gadungan Maldakara. Cara ini sangat ampuh daripada menggunakan perang bersenjata yang membuat banyak prajurit kerajaan gugur. Padahal loh Maldakara pernah diangkat menjadi Panglima Perang kala masa Prabu Sabiya, cuman ah masa bodoh. Namanya haus, ada air orang ya diminum aja.Â
Kisah ini memberi pelajaran bahwa untuk merebut sesuatu tidak perlu tindakan kekerasan, tidak perlu gontok-gontokan berdarah-darah. Main akal aja bisa dilakukan.Â
(sac)
-
Ini hanyalah cerita fiktif, jika ada kesamaan nama, tempat dan situasi adalah ketidaksengajaan yang bukan direkayasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H