Negeri Damukria guncang, bak petir di siang bolong Prabu Ahia terperanjat dengan terpilihnya Muldakara sebagai Prabu baru Damukria versi KLB. Hal yang selalu mengusiknya tiap hari, menjadi ancaman kini terbukti sudah.
Sesepuh senior Damukria yang menggagas acara abal-abal ini mengklaim 2/3 perwakilan yang sah hadir dalam pertemuan akbar bertempat di Pertapaan Bukit Sibo. Dan mengikuti aspek legalitas yang resmi, mematuhi peraturan kerajaan, dan bukan aksi membelot atau makar terhadap kerajaan yang resmi. (Katanya).Â
Negeri Damukria akhirnya terpecah, kubu Prabu Ahia dan kubu pendukung pertemuan besar yang 'menelorkan' Prabu Muldakara sebagai Prabu baru. Ahia dan ayahanda Sabiya geram bukan kepalang.Â
Kisah drama perebutan Damukria dengan cara KLB akhirnya jadi trending topik di seluruh penjuru negeri dan negeri tetangga. Ada yang mendukung ada yang mentah-mentah menolak nya karena dianggap inkonstitusional.Â
Banyak menggelitik pertanyaan di hati saya. Sebenarnya rencana apa yang sudah dibuat dan siapakah dibalik drama ini?Â
Seperti nya tak cuman bisikan dari Prabu Jagrawi, sekutu Muldakara dari negeri jauh yang sudah lama hendak mencaplok Damukria tapi bingung caranya bagaimana.Â
Muldakara yang tak suka dengan kepemimpinan Prabu Ahiya ternyata banyak mendapat bisikan dari Jagrawi untuk mengkudeta Damukria dengan cara mengumpulkan sesepuh negeri yang sesama haters Ahiya untuk  membuat pertemuan besar guna memilih prabu tandingan.Â
Saya berusaha melihat situasi ini secara objektif tanpa memihak salah satu kubu. Seharusnya Ahiya merangkul semua sesepuh negeri yang tidak suka padanya untuk diajak duduk bersama, ngopi atau bahkan sekedar hang-out refreshing bersama. Jadi biar mereka curhat ke Ahiya apa yang jadi keinginan mereka.Â
Setelah menampung semua curhat, Prabu Ahiya memberikan solusi alternatif sebelum terjadi  pemecatan, yang berujung pada terjadinya kekisruhan. Atau mungkin Ahiya sudah melakukan usaha ini namun gagal dan sia-sia?
Bagi sesepuh yang merasa ikut membesarkan Damukria, jikalau kecewa mereka bisa hengkang membentuk negar baru dengan merangkul sahabat setianya dan menempati wilayah yang kosong.Â
Membesarkan negara baru untuk bertarung secara jantan di kancah politik berikutnya adalah hal yang sangat ksatria. Atau jika ingin tetap bertahan di Damukria bertamulah dengan Sabiya siapa tau punya solusi alternatif daripada terjadi perpecahan.Â
Tampaknya Maldakara berhasil dijadikan boneka untuk menggerogoti seisi Damukria, yang akan hancur dari dalam dan tunduk dalam kekuasaan Prabu gadungan Maldakara. Cara ini sangat ampuh daripada menggunakan perang bersenjata yang membuat banyak prajurit kerajaan gugur. Padahal loh Maldakara pernah diangkat menjadi Panglima Perang kala masa Prabu Sabiya, cuman ah masa bodoh. Namanya haus, ada air orang ya diminum aja.Â
Kisah ini memberi pelajaran bahwa untuk merebut sesuatu tidak perlu tindakan kekerasan, tidak perlu gontok-gontokan berdarah-darah. Main akal aja bisa dilakukan.Â
(sac)
-
Ini hanyalah cerita fiktif, jika ada kesamaan nama, tempat dan situasi adalah ketidaksengajaan yang bukan direkayasa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI