Mag Tegmark, fisikawan  Institut Teknologi Massachusetts mengatakan bahwa, satu-satunya alasan kita punya masa lalu adalah karena otak kita punya kenangan. Kita bisa menganggap realitas /kenyataan kita hidup ada di dunia Empat Dimensi, dengan adanya "block-universe" tidak ada perubahan yang terjadi, masa lalu, masa depan dan masa sekarang berdiri sejajar bersamaan dan tidak saling mempengaruhi. Perubahan yang dirasakan hanyalah ilusi. Karena sebenarnya tidak ada yang berubah sama sekali.Â
Dr. Julian Barbour, seorang fisikawan Inggris mendeskripsikan semua nya sebagai Sekarang. Dalam bukunya yang berjudul "About Time: Cosmology and Culture at the Twilight of the Big Bang" dia menjelaskan bahwa saat kita hidup kita tampak bergerak dan seolah berubah seperti Sekarang.  Namun sebenarnya apakah yang terjadi?
Dalam teori ruang-waktu alias space-time, segala sesuatu memiliki tempatnya sendiri. Seperti kumpulan titik-titik di sebidang kertas. Posisi titik-titik itu abadi dan tidak berubah.Â
Apa yang kita rasakan sebagai masa lalu hanyalah ilusi yang terbentuk di otak kita. Kata Dr Barbour: "Satu-satunya bukti yang kita miliki tentang minggu lalu adalah ingatan kita. Ingatan kita berasal dari struktur sel syaraf yang stabil di otak kita (sekarang).Â
Intinya, yang kita miliki hanyalah catatan-catatan dan kita memilikinya di Sekarang ini.
-
Saya berusaha menyimpulkan, bagi sebagian ahli ada yang menganggap Waktu itu hanya Ilusi, karena masa lalu, masa sekarang dan masa depan ternyata berdiri sejajar di ruang-waktu atau space-time. Bagi kita orang sangat awam: Â waktu itu ada nyata dan bisa diukur dalam Jam, Menit dan Detik. Kenangan akan masa lalu membentuk plot sejarah peradaban kita.Â
Bagaimana bisa rekaman proklamasi Agustus 1945 bisa tersimpan baik, dan bisa disaksikan kembali di tahun 2020? Bagi orang awam jawaban nya cukup simple, namun bagi ahli fisika kuantum yang tidak mempercayai Waktu. Panjang ceritanya.Â
Entah Waktu itu benar ada atau tidak, kita harus menghargai apa yang terjadi sekarang. (Sac)
Referensi: