Mohon tunggu...
Setyo Ari Cahyono
Setyo Ari Cahyono Mohon Tunggu... Dokter - A man who love Literatures that trapped inside doctor's body.

Penggemar sains dan sastra klasik, pemerhati politik, pemerhati semesta alam, dan penulis curahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dunia Tanpa Waktu, Teorinya Kok Mengerikan

27 Februari 2021   00:07 Diperbarui: 27 Februari 2021   00:08 3587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya saya bingung hendak memasukkan tulisan ini ke bagian kapling mana. Pembahasan soal "Waktu" sangat kompleks dan beragam.

Sejak jaman Nenek moyang, "waktu" identik dengan benda bernama Jam. Padahal jika kita dalami secara luas, waktu atau time itu sebenarnya bukanlah jam, menit atau detik kita berbuat sesuatu. Itu hanyalah simbol pengukuran. Tapi mengapa kalau kita telat masuk kerja, telat jemput istri/ pasangan, telat datang interview kita dianggap membuang waktu, dianggap tidak menghargai waktu. Apakah benar seperti itu?

Beberapa kalangan ahli fisika, bahkan tidak mempercayai adanya waktu. Alasan terbesarnya karena Einstein memiliki hukum relativitas, yang menganggap semua kejadian itu relatif sehingga waktu tidak relevan. 

Waktu harus relatif

Contoh sederhana relativitas Einstein adalah jika kita menggunakan peta / Maps berbasis GPS secara online. GPS kepanjangan: Global Positioning Sattelit. Waktu di Bumi tidak sama dengan Waktu di luar angkasa. Untuk menyelaraskan keduanya dibutuhkan satelit berkecepatan tinggi, supaya mendapatkan kualitas koneksi (internet) yang sempurna. 

Wikipedia.org
Wikipedia.org
Bayangkan jika ini tidak selaras, kita memesan makanan secara online, ada delay koneksi sehingga lokasi kita selisih beberapa km dari lokasi aslinya.  Membuat kacau sistem pemesanan online, dan berbahaya untuk perjalanan pesawat terbang karena koordinat real-time pesawat tidak boleh ada perbedaan di layar kokpit/ ATC dengan aslinya, untuk menghindari kecelakaan yang fatal. 

{Dalam buku best-seller "The Secret" dikatakan bahwa waktu hanyalah Ilusi, alias tipuan.} Kok bisa?

Beberapa ahli fisika mengatakan jikalau Waktu itu buatan manusia, digunakan untuk membedakan masa lalu, dan sekarang. Konsep waktu merupakan ilusi yang terbuat dari memori, apa yang pernah terjadi dan akan terjadi itu, terjadi juga sekarang. 

Livescience.com
Livescience.com
(bingung?) Terdengar tidak masuk akal ya. Memang ini bukan pendapat semua ahli fisika, namun karena sebagian dari mereka penasaran, beberapa teori spekulatif muncul untuk memecahkan misteri itu.

Seperti kita tahu waktu bergerak lurus ke depan. Waktu berjalan ke masa depan, tidak bisa balik mundur. Padahal hukum fisika tidak pernah menyatakan waktu harus bergerak ke arah yang kita ketahui. 

Pada akhirnya waktu bisa bergerak simetris, bisa maju dan mundur. Meskipun sulit untuk menjelaskannya. 

Beberapa penganut teori 'big crunch' mengatakan WAKTU akan berjalan mundur ketika alam semesta berhenti mengembang dan mulai menyusut kembali ke dalamnya sendiri. (Harap diketahui, alam semesta kita bukan lah kumpulan Tata Surya yang digantung permanen, Galaksi kita terbukti mengembang. Jika alam semesta berhenti mengembang, harusnya ada implikasi nya terhadap waktu) 

-

Teka-teki mengapa waktu ditafsirkan dalam gerakan maju membuat para ilmuwan mempertanyakan. Tak ayal, beberapa menyimpulkan jika waktu hanyalah buatan manusia.

Kubus Alam Semesta (Block Universe)

Dulu, sekarang dan masa depan adalah sama semuanya = 'sekarang'

Timeincosmology.com
Timeincosmology.com
Rationalisingtheuniverse.com
Rationalisingtheuniverse.com
Mereka berpendapat adanya 'block-universe' (kubus alam semesta) di mana waktu (time) dan ruang (space) terhubung, atau dikenal sebagai space-time (ruang-waktu).

Teori menyatakan ruang dan waktu merupakan bagian dari struktur empat dimensi (4D) di mana segala sesuatu yang terjadi memiliki koordinat (titik lokasi)-nya masing-masing dalam space-time.

Ini bisa membuat segalanya menjadi 'nyata'. Artinya: masa lalu, dan  masa depan, masih ada bersamaan di dimensi space-time sehingga menjadikannya setara dengan masa sekarang. 

Masa lalu, masa depan semuanya sama = masa sekarang. Gambar © Express.co.uk
Masa lalu, masa depan semuanya sama = masa sekarang. Gambar © Express.co.uk
Bayangkan jika teori ini memang benar, berapa banyak Masa Lalu dan Masa Depan berhamburan di dalam dimensi space-time. 

Agak menyeramkan jika membayangkan, sebenarnya dalam satu rumah ada tiga ruangan (Ruangan masa lalu, masa depan dan ruangan masa sekarang), dan kita hanya punya kunci ke satu ruangan saja, yaitu ruangan masa sekarang. Sedangkan kunci dua ruangan lainnya kita belum menemukan. Kedua ruangan lainnya itu benar-benar ada, nyata dalam satu rumah namun kita tidak memiliki jalan untuk masuk kesana.

Perubahan Itu Tidak Ada 

Mag Tegmark, fisikawan  Institut Teknologi Massachusetts mengatakan bahwa, satu-satunya alasan kita punya masa lalu adalah karena otak kita punya kenangan. Kita bisa menganggap realitas /kenyataan kita hidup ada di dunia Empat Dimensi, dengan adanya "block-universe" tidak ada perubahan yang terjadi, masa lalu, masa depan dan masa sekarang berdiri sejajar bersamaan dan tidak saling mempengaruhi. Perubahan yang dirasakan hanyalah ilusi. Karena sebenarnya tidak ada yang berubah sama sekali. 

Dr. Julian Barbour, seorang fisikawan Inggris mendeskripsikan semua nya sebagai Sekarang. Dalam bukunya yang berjudul "About Time: Cosmology and Culture at the Twilight of the Big Bang" dia menjelaskan bahwa saat kita hidup kita tampak bergerak dan seolah berubah seperti Sekarang.  Namun sebenarnya apakah yang terjadi?

Dalam teori ruang-waktu alias space-time, segala sesuatu memiliki tempatnya sendiri. Seperti kumpulan titik-titik di sebidang kertas. Posisi titik-titik itu abadi dan tidak berubah. 

Apa yang kita rasakan sebagai masa lalu hanyalah ilusi yang terbentuk di otak kita. Kata Dr Barbour: "Satu-satunya bukti yang kita miliki tentang minggu lalu adalah ingatan kita. Ingatan kita berasal dari struktur sel syaraf yang stabil di otak kita (sekarang). 

Intinya, yang kita miliki hanyalah catatan-catatan dan kita memilikinya di Sekarang ini.

-

Saya berusaha menyimpulkan, bagi sebagian ahli ada yang menganggap Waktu itu hanya Ilusi, karena masa lalu, masa sekarang dan masa depan ternyata berdiri sejajar di ruang-waktu atau space-time. Bagi kita orang sangat awam:  waktu itu ada nyata dan bisa diukur dalam Jam, Menit dan Detik. Kenangan akan masa lalu membentuk plot sejarah peradaban kita. 

Tangentdream.bandcamp.com
Tangentdream.bandcamp.com
Bagaimana bisa rekaman proklamasi Agustus 1945 bisa tersimpan baik, dan bisa disaksikan kembali di tahun 2020? Bagi orang awam jawaban nya cukup simple, namun bagi ahli fisika kuantum yang tidak mempercayai Waktu. Panjang ceritanya. 

Entah Waktu itu benar ada atau tidak, kita harus menghargai apa yang terjadi sekarang. (Sac)

Referensi:

www.express.co.uk

www.thoughtco.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun