Rahim buatan (artificial womb) terdengar sebagai fiksi ilmiah, akan tetapi bisakah kita benar-benar membuatnya? Seiring berlalunya waktu, kita semakin  ekat ke hari di mana sangat memungkinkan "menumbuhkan" bayi (sepenuhnya) di luar tubuh manusia. Inilah yang perlu kita lakukan untuk mewujudkannya.
RAHIM BUATAN, lebih dari sekadar inkubator
Rahim buatan yang berfungsi penuh jauh lebih kompleks daripada struktur inkubator modern yang selama ini dipakai di ruang bayi RS. Inkubator merupakan alat berbentuk box transparan yang memberi suplai oksigen pada bayi prematur, menghangatkan bayi, memberi hidrasi dan nutrisi (melalui selang infus atau selang ke lambung), dengan tingkat kelembaban yang memadai. Bahkan dalam kondisi terbaiknya, saat ini masih belum memungkinkan menjalani kehidupan sebagai seorang bayi di luar rahim ibunya sampai akhir trimester kedua (usia kehamilan 27 minggu atau sekitar 6 bulan). Kurang dari itu, rahim ibu adalah satu-satunya pilihan tempat bayi berkembang.Â
Inkubator masa depan, atau rahim buatan suatu saat akan berfungsi penuh, dan mendobrak batas viabilitas (kemampuan berkembang) janin lebih jauh sampai seluruh siklus kehamilan bisa terjadi di luar tubuh manusia.
Kita masih berbicara tentang mimpi yang akan diwujudkan beberapa dekade lagi, tetapi dua hal utama yang perlu dikembangkan, bioteknologi (seperti genomik dan rekayasa jaringan) dan nanoteknologi (untuk memfasilitasi interaksi dalam skala mikro dan pertumbuhan seljanin melalui cara buatan). Sistem komputer canggih dan perangkat pemantauan juga harus dikembangkan dalam melacak kemajuan pertumbuhan janin, sembari otomatis menyesuaikan kondisinya yang berubah.
Dalam hal spesifik, ini adalah komponen luas yang akan dibutuhkan:
Dinding Rahim buatan
Rahim manusia (uterus, womb) di dalamnya terdapat lapisan endometrium, ini lah dinding bagian dalam rahim. Untuk menyamai fungsinya, lapisan rahim buatan harus sangat menyerupai dinding rahim asli.
Untuk prototype rahim buatan, akan lebih bermanfaat jika sebanyak mungkin meniru setiap langkah proses kehamilan (perlu diingat, kita sedang menghasilkan organisme biologis). Versi rahim buatan selanjutnya dapat didesain berdasarkan apa yang telah dirancang oleh alam, dan lalu dioptimalkan.
Untuk itu, rahim buatan tidak boleh terbuat dari kaca atau logam, melainkan terdiri dari lapisan kelenjar yang terbuat dari jaringan nyata. Embrio dalam fase blastocyst yang dibuat melalui fertilisasi in vitro (bayi tabung) dapat ditanamkan sekitar saat berukuran 3-4 mm ke dalam dinding rahim di mana ia akan berakar dan terus tumbuh. Percobaan ini telah dilakukan oleh Hung-Ching Liu dari Universitas Cornell. Ia menyiapkan sistem kultur bersama yang menggabungkan sel epitel dan stroma (sayangnya, atas dasar etika percobaan ini hanya berumur enam hari).