Sedikit bengah dengan pilpres 2019 ini. banyak saudara yang di sana senang menyebarkan berita bohong. dan diam setelah di konfirmasi kebohongan hanya karena dukungan yang sebenarnya boleh di apresiasi.
Sedih ketika melihat sebenarnya hati nuraninya ada keinginan untuk tahu hal yang sebenarnya tetapi tertutup karena sudah benci dan rasa persaudaraan dari orang di kanan kirinya yang mendorong untuk benci.Â
Bukan mendorong untuk tahu.Â
Di satu sisi, beberapa orang yang mencoba berada di tengah karena tidak ingin terjadi konflik. walau sebenarnya secara pengetahuan lebih tahu tapi tidak bersuara karena tidak ingin melawan. Lebih baik diam.Â
AkirnyaÂ
Ketidaktahuan, berita bohong menyebar dengan damai.Â
Sampai di konfirmasi kebohonganya, dan setelah itu ada lagi kebohongan lain yang disebarkan dan berulang terus.Â
Bicara tentang pengetahuan
Saya sangat sebal dengan tuduhan dengan pemerintah yang sekarang adalah kaum elit. Karena setahu saya, saat ini lah presiden pertama yang tidak dari kaum elit. -- BJ Habibie di luar hitungan karena penunjukan --
Sukarno -- Merupakan kaum elit pada masa kolonial belanda pada waktu itu.Â
Suharto -- Merupakan kaum elit jendral pada masa itu. dan masa masa berikutnya 32 tahun kemudian.Â
BJ Habibie -- Sudah di mention di atas. beliau menduduki kursi presiden karena suharto lengser / mundur demi meredam gejolak demonstrasi.Â
Alm. Gusdur -- Merupakan sosok sederhana, tapi tidak dipungkiri beliau adalah elit NU. Cucu pendiri NU dan anak dari Tokoh ternama NU.Â
Megawati -- Putri dari presiden pertama. Sudah cukup elit untuk membuktikan adanya dinasti presiden di sana.Â
Susilo Bambang Yudoyono -- Jendral lulusan terbaik yang moncer prestasinya , cukup elit di angkatan darat. Â Jadi lebih elit lagi karena menikah dengan putri jendral besar pada masa revolusi.Â
Joko widodo -- Pengusaha Mebel, menikah dengan anak guru. kalau boleh dikatakan elit, Beliau menjadi elit karena jadi presiden. tidak seperti yang lain di atas karena sebelumnya sudah elit duluan.Â
Saya ingin ganti presiden pada saatnya, Kalau sekarang, kaum elit lagilah yang mendudukinya. seorang jendral non-aktif yang menikah dengan putri presiden 32 tahun. walau setelah itu beliau jadi pengusaha. kalau bukan kaum super elit, tidak akan bisa mendekati anak presiden pada waktu itu.Â
Kita akan merindukan kesederhanaan orang yang berdiri di atas dari orbit bawah. Seperti berapa artikel yang menyatakan, bahwa jokowi merupakan pelompat orbit yang mengagumkan. Aman untuk dia jadi pengusaha saja. tetapi jadi wali kota yang 90 persen di pilih warganya, jadi gubernur jakarta, kemudian jadi presiden dalam kurun waktu < 10 tahun.Â
Apalagi semangat beliau kalau bukan semangat memperbaiki. orang ini tidak butuh apa apa. anaknya sudah merasa cukup dari jualan katering dan pisang. Kekuasaan berarti punya kuasa lebih untuk membangun. Kekuasaan yang bukan prestasi.Â
Kesimpulanya, cari tahulah dengan siapa yang di pilih. entah itu caleg, presiden.Â
cari tahulah dari sumber terpecaya, lihat dari sejarah. lihat dari artikel artikel majalah lama. kalau kau tahu dari orang kanan kirimu. besar kemungkinan dia tahu juga dari orang di kanan kirinya.Â
Tahulah dari jurnalis/penulis yang di bentengi kode etik.Â
-- lha sejarahkan bisa di pelintir --
sejarahnya baru tahun 98. pelakunya banyak yang masih hidup. mau pelintir gimana, lagian untuk memelintir sejarah butuh bertahun tahun kekuasaan. -- iya enggak mbah ? --Â
Baca, Tahu, baru Pilih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H