Mohon tunggu...
Setyari Pamungkas
Setyari Pamungkas Mohon Tunggu... -

An amateur writer, loves reading and discussing. American Studies 2011, Sebelas Maret University

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Koloni-koloni Eropa di Amerika

7 Agustus 2013   22:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:31 6597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain kaum Puritan dari Belanda, ada imigran lainnya yaitu kaum Pilgrim (peziarah). Mereka juga menggunakan kapal Mayflower. Kemudian mereka mencapai pelabuhan Plymouth.

Gelombang imigran selanjutnya datang dari kaum Puritan Inggris yang dipimpin oleh John Winthrop. Mereka ingin mendirikan "sebuah kota di atas bukit" atau"the city upon the hill" di Dunia Baru. Mereka akan hidup di sana dengan peraturan ketat yang sesuai dengan kepercayaan dan agama mereka.

Hukum kaum Puritan kolot dan kaku, hal ini menimbulkan pertentangan di dalam koloni. Beberapa pihak yang tidak setuju dengan hukum ini memilih untuk meninggalkan koloni. Misalnya Rogers Williams dan kaum Puritan Ortodoks.

Williams merupakan seorang pendeta muda, dia pindah ke suatu wilayah yang sekarang bernama Providence, Rhode Island. Di kawasan itu dia membangun sebuah koloni Amerika pertama yang benar-benar memisahkan gereja dari negara. Sehingga terdapat kebebasan beragama di koloni ini.

Sedangkan kaum Puritan Ortodoks yang sebagian besar merupakan petani pindah ke kawasan subur di Lembah Sungai Connecticut. Mereka tidak segan bersaing dengan suku Indian untuk memperebutkan tanah yang subur. Untuk bergabung dengan koloni ini, mereka tidak mewajibkan keanggotaan gereja. Sehingga semakin banyak orang yang pindah ke koloni tersebut.

3. New Netherland.

Pelayaran Belanda ke Dunia Baru mempunyai tujuan utama untuk perdagangan bulu binatang. Kemudian orang Belanda mulai menghuni kawasan Pulau Manhattan yang kemudian dikenal sebagai New Amsterdam. Selain itu mereka juga tinggal di kawsan yang sekarang bernama New York City. Pihak Belanda menerapkan sistem feodal untuk menarik para pendatang ke kawasan New York, sistem ini disebut sistem patron.

Dalam sistem patron, setiap pemegang saham atau patron yang mampu membawa 50 orang dewasa ke lahannya selama empat tahun, mereka akan mendapat tanah sepanjang 25 kilometer di tepi sungai. Kemudian dia akan mendapatkan hak eksklusif untuk memancing dan berburu, serta kekuasaan hukum perdata dan pidana di tanahnya. Sebagai upahnya, patron harus menyediakan ternak, alat pertukangan dan bangunan. Penyewa harus membayar sewa dan memberi pilihan pertama kepada patron untuk membeli kelebihan panen.

4. Maryland.

Keluarga Calvert yang mendapatkan piagam dari Raja Inggris Charles I. Piagam tersebut memberi mereka kekuasaan pada sebuah kawasan di sebelah utara Sungai Potomac, sekarang kawasan tersebut bernama Maryland. Mereka penganut agam Katolik, karena tidak ada larangan untuk mendirikan gereja Katolik, akhirnya mereka mendirikan gereja tersebut dan mendorong penganut Katolik untuk tinggal disana. Piagam yang diperoleh Keluarga Calvert bersifat feodal dan modern. Mereka mempunyai kekuasaan untuk membangun lahan-lahan perkebunan, di sisi lain mereka hanay diperbolehkan untuk membuat peraturan dengan persetujuan pemilik properti.

Koloni Generasi Kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun