Selain para narasumber, rekan media dan blogger, hadir pula beberapa mahasiswa dari program pendidikan teknologi informasi, program pendidikan akuntansi dan penerima bea siswa Bakti BCA dari Universitas Indonesia dan Bina Nusantara University.
Talkshow Kafe BCA VI ini mengupas nilai-nilai budaya, kedalaman rasa, makna, jiwa, cinta, dan harmoni yang “tertulis” pada kain Batik sebagai karya seni yang orisinal kebanggaan bangsa Indonesia. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Unesco untuk terus menjaga keaslian, makna dan filosofi Batik sebagai warisan takbenda.
Selain talkshow, BCA sekaligus meluncurkan buku Batik Pekalongan: Dari Masa ke Masa. Buku ini ditulis secara apik oleh Budi Mulyawan dan didukung sepenuhnya oleh BCA. Kehadiran buku ini sangat penting. Demikian yang dikatakan oleh Jahja Setiaatmadja, saat membuka talkshow. “Penting sekali karena buku nggak akan hilang begitu saja. Tidak seperti cerita yang dalam sekian tahun bisa saja kita lupa detail dan kronologinya. Tapi dengan buku, kita bisa membuka dan membaca kapan saja apabila kita butuh atapun lupa. Buku adalah sejarah yang tertulis,” jelas Jahja.
Dengan hadirnya buku tentang Batik Pekalongan, diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat luas terhadap Batik Pekalongan sekaligus juga mampu menjadi inspirasi bagi kemajuan teknik membatik di Indonesia. Sekaligus upaya BCA menggaungkan Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Jakarta, 29 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H