Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jajanan Enak ala Pasar Tradisional

12 Agustus 2015   17:06 Diperbarui: 12 Agustus 2015   17:06 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya makan serabi dengan santai, sambil duduk beralaskan sandal saya. Sambil memakannya saya ajak ngobrol ibu tersebut. Seperti, apa saja bahan untuk membuat serabi, tepung apa yang dipakai. Ukuran serabinya gede dan dihargai duaribu rupiah per buah. Kalau ukuran, menurut saya agak kegedean sih, tapi saya lihat lagi pangsa pasar serabi tersebut. Dan memang sudah klop serabi ukuran segitu di jual di sana. Serabinya memang enak, terasa banget parutan kelapa di dalamnya.

Kebiasaan yang tidak dapat saya ubah hingga saat ini ketika berbelanja di pasar adalah selalu mencari jajanan pasar ketimbang jajanan toko. Seperti sawut, getuk, putu, atau klepon. Kadang saya agak malu juga bila sedang ngobrolin kue dan saya tidak tahu apa itu kastangel, nastar, putri salju dan sebangsanya itu. Ketahuan kudet perkuean, padahal saya perempuan. Kurang suka sih jajanan sejenis itu. Duh.

[caption caption="dokpri"]

[/caption]

*

Kembali ke topik, serabi. Sambil ngobrol ngalor-ngidul akhirnya nambah juga serabi kedua. Dan si ibu ternyata sudah terbiasa dengan kamera. Ketika saya mengeluarkan kamera, tanpa saya minta si ibu ketawa dan langsung saja bergaya. Sudah sering di foto sama wartawan katanya. Makanya langsung action melihat kamera saya. Hahaha.

Hari beranjak sore ketika saya mengulurkan beberapa lembar rupiah serta ucapan terima kasih kepada ibu penjual serabi tersebut. Perut saya kenyang, ilmu serabi pun di dapat. Terima kasih, Bu.

Jakarta, 12 Agustus 2015

* semua foto adalah dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun