Udang secara alami untuk pertumbuhaannya harus melakukan moulting (pergantian kulit). Ketika udang yang melakukan moulting banyak yang mati. Hal ini menjadi indikator bahwa kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat untuk udang melakukan moulting.
Udang di tambak yang gagal mouting ini, tentunya akan banyak memberikan kerugian pada budidaya. Hal ini disebabkan udang menjadi kutet, SR(Survival Rate) semakin rendah, tonase semakin rendah. Maka kualitas air harus segera diperbaiki agar udang tidak gagal moulting.
Usus udang tidak berwarna coklat
Udang di tambak memang sengaja di beri makanan pakan buatan. Udang yang memakan pakan buatan ususnya akan berwarna coklat. Apa yang udang makan pada saat itu akan kelihatan ususnya.
Ketika usus udang berwarna tidak coklat seperti pakan pelet. Hal ini harus menjadi perhatian pembudidaya, karena udang yang makan pelet akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan udang.
Udang yang ususnya tidak berwarna pakan pelet, biasanya udang makan pakan alami, makan detritus di dasar tambak, udang kanibal. Walaupun usus udang penuh, tetapi karena bukan makan pelet, maka pemberian pakan pelet kita harus ditinjau lagi. Mungkin karena kurang pakan, mutu pakan tidak sesuai, udang tidak di dasar tambak, sehingga tidak makan pelet.
Kanibalisme yang berlebihan
Secara alami udang memang bersifat kanibal, yaitu memakan sesama jenisnya. Tetapi kalau sifat kanibalnya berlebihan tentu akan merugikan budidaya udang tersebut.
Hal ini bisa disebabkan jumlah pakan kurang. Adanya udang mouting besar-besaran disebabkan udang stress. Bisa jadi mutu pakan tidak disukai udang, sehingga karena lapar udang banyak yang melakukan kanibal.
Tingkah laku udang yang tidak seperti biasanya ini harus segera diperbaiki saat itu juga. Kalau terlambat dilakukan penangan yang tepat, saat panen nanti tonase kita akan anljok, berat udang (ABW) kecil, harga udang rendah, biaya operasional tinggi, maka "Kerugian Pasti Sudah Menanti." Terima kasih semoga bermanfaat.
Bandarjaya, 26 Juni 2021