MELIHAT UDANG BERMASALAH DARI TINGKAH LAKUNYA DITAMBAK
By. Setyagi AM
Keberhasilan budidaya tambak udang dapat dicapai kalau dapat menghasilkan untung yang besar. Keuntungan usaha budidaya tambak udang dapat dicapai, salah satunya bila udang yang kita budidayakan tidak bermasalah. Untuk melihat udang yang kita budidayakan bermasalah atau tidak bermasalah dapat dilihat dari "tingkah laku udang" ditambak. Beberapa tingkah laku udang yang menunjukan adala masalah antara lain :
Udang aktif di siang hari
Secara alami udang adalah hewan yang bersifat nocturnal, artinya aktif dimalam hari. Bila ternyata udang ditambak kita pada siang hari aktif tidak seperti biasanya. Hal itu dapat menjadi parameter bahwa ada masalah dengan udang kita. Karena tempat hidup udang di dasar tambak, maka lokasi masalah ada di dasar tambak.
Aktifnya udang pada siang hari tidak seperti biasanya itu dapat disebabkan karena kurang pakan. Karena udang adalah pemakan pelan dan terus-menerus. Ketika pakan itu tidak mencukupi kebutuhannya, maka walaupun siang hari yang biasanya lebih pasif. Udang memberanikan diri untuk aktif mencari makan kesana kemari.
Selain dari faktor udangnya sendiri. Dapat juga disebabkan lingkungan dasar tambak yang tidak nyaman untuk hidup udang. Karena dasar tambak sedang bermasalah, maka udang pada siang hari mencari tempat yang lebih nyaman. Mungkin berenang dikolom air atau naik ke atas di pinggir-pinggi tambak. Dasar tambak yang bermasalah penyebabnya banyak, misalnya ada racun di dasar tambak, ada binatang buas di dasar tambak, kandungan oksigen terlarut tidak mencukupi untuk hidup udang dan lain-lain.
Pakan udang tidak habis
Semakin tambah usia udang di tambak seharusnya jumlah pakan semakin bertambah. Ketika ada pakan menjadi tidak habis, dapat menjadi indikator adanya masalah dengan udang kita di tambak. Hal ini disebabkan sifat alami udang akan makan terus menerus sampai pakan itu habis.
Hal ini dapat disebabkan mutu pakan yang menurun. Atau kondisi dasar tambak yang tidak nyaman untuk udang. Bisa juga terjadi penurunan SR (Survival Rate) yang terlalu besar.
Udang mati saat mouting
Udang secara alami untuk pertumbuhaannya harus melakukan moulting (pergantian kulit). Ketika udang yang melakukan moulting banyak yang mati. Hal ini menjadi indikator bahwa kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat untuk udang melakukan moulting.
Udang di tambak yang gagal mouting ini, tentunya akan banyak memberikan kerugian pada budidaya. Hal ini disebabkan udang menjadi kutet, SR(Survival Rate) semakin rendah, tonase semakin rendah. Maka kualitas air harus segera diperbaiki agar udang tidak gagal moulting.
Usus udang tidak berwarna coklat
Udang di tambak memang sengaja di beri makanan pakan buatan. Udang yang memakan pakan buatan ususnya akan berwarna coklat. Apa yang udang makan pada saat itu akan kelihatan ususnya.
Ketika usus udang berwarna tidak coklat seperti pakan pelet. Hal ini harus menjadi perhatian pembudidaya, karena udang yang makan pelet akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan udang.
Udang yang ususnya tidak berwarna pakan pelet, biasanya udang makan pakan alami, makan detritus di dasar tambak, udang kanibal. Walaupun usus udang penuh, tetapi karena bukan makan pelet, maka pemberian pakan pelet kita harus ditinjau lagi. Mungkin karena kurang pakan, mutu pakan tidak sesuai, udang tidak di dasar tambak, sehingga tidak makan pelet.
Kanibalisme yang berlebihan
Secara alami udang memang bersifat kanibal, yaitu memakan sesama jenisnya. Tetapi kalau sifat kanibalnya berlebihan tentu akan merugikan budidaya udang tersebut.
Hal ini bisa disebabkan jumlah pakan kurang. Adanya udang mouting besar-besaran disebabkan udang stress. Bisa jadi mutu pakan tidak disukai udang, sehingga karena lapar udang banyak yang melakukan kanibal.
Tingkah laku udang yang tidak seperti biasanya ini harus segera diperbaiki saat itu juga. Kalau terlambat dilakukan penangan yang tepat, saat panen nanti tonase kita akan anljok, berat udang (ABW) kecil, harga udang rendah, biaya operasional tinggi, maka "Kerugian Pasti Sudah Menanti." Terima kasih semoga bermanfaat.
Bandarjaya, 26 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H