Tetapi jika kesejahteraan itu berdimensi lahir dan batin maka kita akan mendapatkan respon yang positif. Hal ini seperti telah saya sebutkan diatas bahwa kesejahteraan batin itu tercapai dengan usaha yang baik dan di berikan ke orang lain dengan cara yang baik pula.
Nah, sekarang bagaimana hubungannya dengan kita sebagai pekerja dan perusahaan sebagai pemberi kerja. Sebenarnya secara prinsip adalah sama. Pekerja yang menginginkan sejahtera harus melakukan suatu tindakan fisik yang benar agar mendapatkan respon yang baik. Ketrampilan, pengetahuan dan sikap dalam bekerja harus kita berikan semaksimal mungkin agar memberikan kontribusi yang nyata. Dengan demikian respon positif dari perusahaan atas kontribusi kita tersebut akan positif juga. Disini kita sebagai pekerja dapat merasakan sejahtera lahir dan batin.
Demikian juga dengan perusahaan yang menginginkan kesejahteraan harus memaknainya secara kebersamaan. Hasil budidaya harus dapat dinikmati oleh karyawan, oleh masyarakat sekeliling, oleh pemerintah daerah bahkan lebih jauh lagi dapat dinikmati oleh masa depan. Karyawan yang mengingikan sejahtera lahir dan batin, harus bekerja produktif dalam bidangnya masing-masing secara baik dan benar. Perusahaan yang menginginkan sejahtera lahir dan batin, harus melakukan cara-cara pemberian upah dan fasilitas yang baik dan benar.Â
Hal ini semua sebenarnya agar respon yang positif dari perusahaan terhadap karyawan maupun dari karyawan terhadap perusahaan dapat menjadi makna kebersamaan.
Jadi Sejahtera itu bukanlah berdiri sendiri, sejahtera itu harus mendapatkan respon positif dari sosial kita, dari pergaulan kita, dari saudara-saudara kita, dari lingkungan kita. Dan untuk mendapatkan respon yang positif maka kita harus melakukan tindakan kebersamaan.
Demikian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H