Bandarjaya, 31 mei 2021
By. SAM
Sejahtera adalah suatu kondisi dimana kebutuhan manusia dapat terpenuhi melalui usaha yang dilakukannya secara benar. Sejahtera itu mempunyai dua dimensi, yaitu lahir dan batin. Manusia yang ingin kaya dan melalui usahanya dia dapat menjadi orang kaya. Hal ini secara lahir manusia tersebut dapat dikatakan sejahtera.Â
Tetapi jika dengan kekayaan tersebut menjadikan sikap-sikapnya terhadap manusia yang lain menjadi tidak memberikan manfaat atau usaha menjadi kaya tersebut dilakukan dengan tidak benar, maka secara batin manusia tersebut tidak dapat merasakan sejahtera. Karena sejahtera yang diterimanya tidak mendapatkan respon positif dari manusia yang lain. Padahal manusia itu sudah kodratnya adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan harus saling tergantung dengan yang lain.
Dulu waktu saya masih kecil sepulang dari sekolah, pasti yang saya cari adalah Ibu. Saya cari kemana-mana sampai ketemu. Kadang ada yang ingin saya ceritakan, kadang cuma ingin bertemu dan melihat Ibu. Jika kita membeli baju yang bagus dengan harga yang mahal, apakah akan kita pakai di dalam kamar saja.Â
Tentunya tidak, niat kita beli baju tersebut supaya dilihat orang lain bahwa kita rapi, bahwa kita cantik, bahwa kita gagah dan lain sebagainya. Jika kita mempunyai uang yang banyak, sudahkah kita puas. Tentunya tidak, dengan uang tersebut kita ingin anak kita tersenyum, kita ingin istri kita bangga terhadap kita, kita ingin saudara-saudara kita menghormati kita dan lain sebagainya. Jika kita menjadi penyanyi, apakah puas kalau kita menyanyi sendirian saja. Tentunya tidak, kita ingin menyanyi didengarkan orang lain.
Bertemu Ibu, memakai baju bagus dan mahal, mempunyai banyak uang dan pandai bernyanyi adalah contoh-contoh kebutuhan yang dapat terpenuhi atau dengan kata lain kesejahteraan telah menjadi milik kita. Tapi ternyata benar bahwa kesejahteraan tersebut dapat kita nikmati jika kita bertemu atau bersama manusia yang lain.Â
Saya dapat menikmati keinginan bertemu setelah saya berjumpa dengan Ibu. Kita dapat menikmati baju bagus dan mahal setelah kita dilihat orang lain. Kita dapat merasakan nikmatnya banyak uang setelah melihat anak kita tersenyum, istri kita membanggakan kita, saudara-saudara kita menghormati kita. Kita dapat menikmati kepandaian bernyanyi kita setelah orang lain mendengarkan suara kita.
Inilah sebenarnya yang saya katakan bahwa kesejahteraan itu harus dinikmati bersama-sama dengan manusia yang lain atau kesejahteraan itu adalah kebersamaan.Â
Kebersamaan disini bukan berarti orang harus mendapatkan seperti yang kita miliki. Kebersamaan disini berarti bahwa apa yang ingin kita bagikan ke manusia yang lain tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut.Â
Ibu menikmati bertemu saya, orang lain senang melihat kita rapi, cantik atau gagah, anak, istri dan saudara kita ikut merasakan uang kita yang banyak, orang lain ikut merasa enak dengan nyanyian kita. Jadi semakin jelas bahwa jika kesejahteraan itu hanya berdiri sendiri dalam satu dimensi lahir saja, maka kita tidak mendapatkan respon apa-apa dari orang lain bahkan mungkin respon negatif.Â
Tetapi jika kesejahteraan itu berdimensi lahir dan batin maka kita akan mendapatkan respon yang positif. Hal ini seperti telah saya sebutkan diatas bahwa kesejahteraan batin itu tercapai dengan usaha yang baik dan di berikan ke orang lain dengan cara yang baik pula.
Nah, sekarang bagaimana hubungannya dengan kita sebagai pekerja dan perusahaan sebagai pemberi kerja. Sebenarnya secara prinsip adalah sama. Pekerja yang menginginkan sejahtera harus melakukan suatu tindakan fisik yang benar agar mendapatkan respon yang baik. Ketrampilan, pengetahuan dan sikap dalam bekerja harus kita berikan semaksimal mungkin agar memberikan kontribusi yang nyata. Dengan demikian respon positif dari perusahaan atas kontribusi kita tersebut akan positif juga. Disini kita sebagai pekerja dapat merasakan sejahtera lahir dan batin.
Demikian juga dengan perusahaan yang menginginkan kesejahteraan harus memaknainya secara kebersamaan. Hasil budidaya harus dapat dinikmati oleh karyawan, oleh masyarakat sekeliling, oleh pemerintah daerah bahkan lebih jauh lagi dapat dinikmati oleh masa depan. Karyawan yang mengingikan sejahtera lahir dan batin, harus bekerja produktif dalam bidangnya masing-masing secara baik dan benar. Perusahaan yang menginginkan sejahtera lahir dan batin, harus melakukan cara-cara pemberian upah dan fasilitas yang baik dan benar.Â
Hal ini semua sebenarnya agar respon yang positif dari perusahaan terhadap karyawan maupun dari karyawan terhadap perusahaan dapat menjadi makna kebersamaan.
Jadi Sejahtera itu bukanlah berdiri sendiri, sejahtera itu harus mendapatkan respon positif dari sosial kita, dari pergaulan kita, dari saudara-saudara kita, dari lingkungan kita. Dan untuk mendapatkan respon yang positif maka kita harus melakukan tindakan kebersamaan.
Demikian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H