Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Spesialis atau Generalis: Sebuah Panduan untuk Menentukan Fokus Pilihan Berkarir

19 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkarir | Freepik/Drazen Zigic via Kompas.com

Dalam dunia kerja, sebagian fresh graduate dan/atau pekerja aktif sampai dengan saat ini masih ada yang bimbang menentukan jenjang karir untuk jangka panjang. Ada yang memilih berkarir linier sesuai dengan latar belakang pendidikan sekaligus pengalaman sebelumnya.

Ada juga yang lompat dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya tanpa perhitungan yang matang---yang penting bisa mencoba banyak hal baru. Bahkan, karena tidak punya banyak pilihan, sebagian lain berpikir, masih bekerja saja sudah syukur.

Apakah hal tersebut salah? Tidak sama sekali. Sebab, selain didasari oleh pilihan masing-masing, dalam dunia kerja atau berkarir ada istilah spesialis dan generalis. Keduanya sama-sama baik. Keduanya punya peluang yang sama bagusnya bagi siapa pun, menyesuaikan minat masing-masing.

Secara teknis, sederhananya, spesialis adalah mereka yang fokus dan tertarik menekuni satu bidang tertentu secara mendalam. Sedangkan generalis, punya atau tertarik menguasai beragam kemampuan. Bahkan, nggak jarang tipe generalis memahami cara kerja lintas divisi dalam satu perusahaan.

Itulah kenapa, tipe generalis dianggap sesuai untuk dijadikan atasan di perusahaan. Sebab, wawasan sekaligus kemampuan yang dimiliki dari pekerjaan satu dengan lainnya sangat dibutuhkan untuk memahami deskripsi pekerjaan, aturan main, dan delegasi di lapangan.

Jika kalian masih bingung menentukan jenjang karir seperti apa dalam dunia kerja yang akan dipilih, saya punya beberapa saran untuk kalian baik para fresh graduate maupun pekerja aktif.

Pertama, luangkan waktu untuk menentukan pilihan antara spesialis atau generalis

Momen ini cukup krusial dan akan menjadi landasan yang kuat. Sebab, ketika sudah menentukan antara spesialis atau generalis, tanpa disadari kalian akan punya visi dan misi dalam mewujudkan keinginan tersebut. Setidaknya, proses dan motivasi akan terarah. Tidak lagi ada dalam situasi limbung.

Langkah paling mudah untuk menentukan kalian cenderung menyukai spesialis atau generalis, bisa dengan cara mengingat, merasakan, atau praktik langsung.

Apakah kalian lebih menyukai pekerjaan yang fokus di satu bidang saja sampai betul-betul memahami akar persoalannya, paham bagaimana cara mengatasi dan memberi solusi, hingga mengimplementasikan suatu pencapaian dari hal tersebut, maka menjadi spesialis bisa dijadikan pilihan. Muara untuk tipe ini adalah expertise atau orang yang ahli di satu bidang yang ditekuni.

Sebaliknya, jika kalian lebih menyukai mempelajari sekaligus praktik banyak hal di dunia kerja, ingin memahami tugas yang dikerjakan oleh tim lain, bahkan sampai lintas divisi, terlebih punya harapan untuk naik jabatan, generalis akan lebih cocok.

Kedua, pertimbangan jenjang karir dan benefit

Saya ingin menegaskan kembali bahwa, baik spesialis atau generalis, keduanya sama bagus. Namun, pada akhirnya, di sektor formal dan sebagai pekerja, kita tidak bisa menjalani keduanya sekaligus. Harus ada salah satu yang dipilih. Dari sekian banyak pilihan di dunia kerja, pasti akan terselip pertimbangan jenjang karir dan benefit untuk jangka panjang.

Sulit dimungkiri bahwa untuk spesialis dan generalis, sama-sama akan menghasilkan output benefit yang menjanjikan. Namun, jika sebagian dari kalian punya keinginan besar menempati posisi atau jabatan tertentu di perusahaan, menjadi generalis akan lebih cocok.

Sedangkan spesialis, bisa saja mendapat benefit yang nyaris setara dengan jabatan tertentu di suatu perusahaan, tanpa harus menempati jabatan tersebut. Apalagi jika sudah berada di titik menjadi seorang konsultan---bayaranmu bisa menyesuaikan kasus per kasus yang ditangani

Hal lain yang perlu diketahui, baik menjadi spesialis maupun generalis, keduanya sama-sama punya pakem yang setidaknya harus dimiliki. Bagi spesialis, seberapa dalam memahami disiplin ilmu sekaligus apa yang dikerjakan akan menjadi krusial dan dipertanggungjawabkan.

Sedangkan bagi generalis, suka maupun tidak, akan dinilai berdasarkan seberapa luas wawasan, ilmu, kemampuan mereka, kemudian dikaitkan dengan wawasan lain yang masih berhubungan sekaligus diperlukan.

Semoga saja, cepat atau lambat, setidaknya kalian bisa menentukan tujuan karir di dunia kerja: apakah menjadi spesialis atau generalis. Pertimbangan ini akan berguna agar posisi yang kalian lamar bisa terarah, efektif, dan efisien. Khususnya bagi yang masih limbung.

Tidak masalah, semisal sementara waktu, saat baru lulus, kalian lebih memilih melamar di posisi apa pun---yang penting bisa dapat pengalaman sekaligus bekerja lebih dulu. Tapi, pada akhirnya, cepat atau lambat, kalian akan menyadari bahwa ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam berkarir: menjadi spesialis atau generalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun