Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

5 Kemalangan yang Dialami Seseorang Ketika Ingin Mengolah Mi Instan, Kalian Pernah Mengalami yang Mana?

24 Juni 2020   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2020   16:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mi instan. Sumber: shutterstock/derkian via travel Kompas

Pada dasarnya, kemalangan bisa menimpa siapa pun dan sering kali dalam berbagai situasi yang tidak diduga-duga. Termasuk ketika kita ingin menyantap mi instan, makanan yang disebut sebagai penyelamat anak kosan di akhir bulan.

Sebagian dari kalian mungkin nggak percaya, bagaimana bisa kemalangan menghampiri seseorang sewaktu memiliki niatan untuk merebus mi, sampai akhirnya kalian sendiri mengalami kemalangan yang saya maksud.

Dalam kesempatan berbeda ketika punya niatan menyantap mi buatan sendiri di rumah, saya mengalami beberapa kemalangan ini.

Kemalangan pertama, bumbu kurang lengkap, bahkan nggak ada di dalam kemasan

Kejadian ini bahkan sudah saya alami beberapa kali. Dan hal tersebut bikin saya kecewa. Lha gimana, ketika memutuskan untuk memakan mi, tentu saya sudah memiliki ekspektasi sendiri. Menyiapkan air rebusan, menyalakan kompor, sampai akhirnya membuka bungkus mi.

Begitu kecewanya saya ketika sadar bahwa, tidak ada serbuk penyedap rasa dalam kemasan mi instan yang saya buka. Yang ada hanya minyak. Dengan terpaksa, saya membuka mi yang lain agar bisa dengan segera mengobati rasa kecewa.

Kali lain, bahkan lebih parah. Saya nggak menemukan bumbu juga minyak penyedap pada kemasan mi. Rasanya pengin tantrum untuk melampiaskan kekecewaan, karena nggak bisa membayangkan makan mi instan tanpa bumbu penyedap sama sekali.

Kemalangan kedua, kuah yang dituangkan terlalu banyak

Sampai dengan saat ini, saya merasa hilang arah jika memasak mi instan berkuah, namun kuahnya terlalu banyak. Hasilnya pasti hambar dan nggak ketolong gitu. Tambah kecap atau saos juga nggak membantu. Dipakein potongan cabe malah hanya terasa pedas. Pernah coba saya tambah garam, tetap nggak membantu.

Hal tersebut menjadi alasan yang cukup kuat bagi saya, untuk lebih memilih memasak mi goreng dibanding yang berkuah. Setidaknya, mi goreng yang ditambahkan sedikit kuah tetap terasa lebih enak dibanding mi kuah yang sedikit kebanyakan kuah. Hambar.

Kemalangan ketiga, mi lodoh (terlalu mengembang) karena kelamaan rebus

Saya kira, kita semua sepakat bahwa mi instan yang enak adalah mi dengan tingkat kematangan yang pas. Paripurna. Bagi saya, setidaknya setengah matang lebih baik dibanding terlalu matang.

Makan mi yang lodoh, terlalu lembek, dan mudah hancur adalah penistaan terhadap mi. Karena sebaik-baiknya makan mi adalah ketika kita bisa menyeruput mi yang tersambung panjang sampai mengeluarkan suara "sluuuuuurp!".

Kemalangan keempat, mi goreng tumpah saat disaring

Saya mengkategorikan ini sebagai salah satu kesialan yang berasal dari faktor eksternal dan tidak pernah saya duga. Tentu sudah lumrah ketika kita merebus mi dengan varian mi goreng, cara mudah memindahkan mi dari air rebusan adalah dengan cara menyaringnya. Namun, siapa sangka gagang saringan akhirnya patah dan berakibat mi tumpah, lalu tidak bisa dimakan?

Mengingat kejadian ini rasanya begitu sesak, gaes.

Untuk meminimalisir kejadian serupa, saya bisa menawarkan cara yang lebih aman. Pindahkan mi yang direbus dengan garpu atau sumpit dari air rebusan. Meskipun terbilang lama dan kurang efisien, paling tidak mi akan tersaji dengan aman dan sebagaimana mestinya. Sesuai ekspektasi.

Jika ada cara yang lebih baik, tentu saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut. Paling penting, mi instan tetap aman dalam setiap penyajiannya.

Kemalangan kelima, masak dua bungkus kebanyakan, kalau satu bungkus rasanya kurang banyak

Khusus poin ini, bukan kemalangan, sih. Saya rasa, ini adalah permasalahan banyak penikmat mi instan. Kalau masak dua bungkus ya terlalu bikin begah. Tapi, kalau satu jelas kurang banyak. Mi instan memang enak, tapi kalau kebanyakan malah begah.

Sampai akhirnya, saat ini banyak merek mi instan memproduksi mi goreng jumbo yang porsinya pas dan nggak kebanyakan. Untuk merk lain, beberapa diantaranya bahkan memproduksi mi isi dua dengan porsi yang sama pasnya.

Pokoknya, ada perbedaan ketika kita masak mi jumbo atau isi dua dengan mi yang dimasak dua bungkus sekaligus.

Sebetulnya, memasak mi instan adalah perkara mudah jika dilakukan dengan sangat hati-hati. Hanya saja, kemalangan yang melibatkan faktor eksternal sering kali bikin keki dan sulit untuk dimungkiri. Apalagi ketika bikin mi, air sudah mendidih, ealah, gasnya habis. Mau gimana lagi coba?

Beberapa kesialan yang saya alami saat ingin memasak mi instan bikin saya mikir, ternyata, dalam mengolah mi instan pun diperlukan keberuntungan yang cukup agar bisa menyantap mi sebagaimana mestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun