Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tipe-tipe Kandidat Saat Merespon Undangan Wawancara Kerja dari HRD

17 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 21 Juni 2020   13:25 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama bekerja sebagai recruiter, saya selalu mengamati tingkah laku para kandidat yang melamar pekerjaan ketika ada suatu posisi yang sedang dibutuhkan. Bagaimana sikap dan cara mereka dalam berkomunikasi. Termasuk bagaimana cara mereka ketika merespon undangan wawancara kerja yang saya kirimkan melalui email maupun pesan singkat.

Ada kandidat yang dari awal sudah paham bagaimana cara merespon undangan wawancara kerja dengan baik dan profesional. Namun, tidak sedikit pula kandidat yang bikin saya menggelengkan kepala sekaligus menepuk jidat.

Sebetulnya, bagi saya pribadi, tidak perlu formal atau terlalu kaku saat membalas undangan wawancara kerja, yang paling penting tetap dalam batasan tertentu dan sopan aja gitu. Dan ini berlaku saat mendapat undangan wawancara kerja via telepon, email, pun pesan singkat.

Percaya atau tidak, respon awal kalian akan kepada para HRD akan menentukan kenyamanan dalam berkomunikasi saat wawancara kerja. Sebab, komunikasi termasuk salah satu softskill yang sangat penting di dunia kerja.

Bagaimana HRD ingin memberikan kesan yang baik jika komunikasi secara langsung atau tidak langsung saja terkesan amburadul?

Saya pribadi mengalami hal ini berkali-kali hingga saat ini. Bahkan saya sampai menggerutu, "Kok ada sih kandidat yang merespon undangan wawancara seperti ini?"

Berikut akan saya jabarkan tipe-tipe kandidat saat merespon undangan wawancara kerja yang saya kirim ke mereka, dan bagaimana sebaiknya memberi respon saat mendapat undangan interview dari para HRD.

Pertama, merespon dengan kalimat sopan, formal, dan lengkap.

Ini adalah respon yang paling "aman" dan baik, karena secara sadar memahami, ruang lingkup kerja sangat berbeda dengan lingkungan pertemanan, khususnya dalam berkomunikasi. Diawali dengan salam, dilanjutkan dengan memperkenalkan diri sendiri, lalu menerangkan maksud tujuan/memberi konfirmasi. Tidak lupa diakhiri dengan ucapan terima kasih.

Contoh:
Selamat siang, Pak/Bu (isi dengan nama HRD)
Saya (nama kalian) bersedia untuk mengikuti proses interview pada waktu yang sudah diinformasikan. Terima kasih sudah me-review CV juga profil saya.
Salam,
(nama kandidat)

Tentu format tersebut versi saya dan terbilang sederhana, nggak ribet. Bisa diimprovisasi dengan kalimat lain yang lebih sopan versi kalian. Atau jika ingin diubah dalam bahasa Inggris pun tidak masalah.

Kedua, merespon dengan penyampaian yang santai tapi tetap sopan.

Cara ini bisa menjadi alternatif kalau kalian kurang suka interaksi yang terlalu formal. Santai, tapi masih tetap sopan. Contohnya seperti:

Halo, Pak/Bu (isi dengan nama HRD)
Baik, saya bersedia mengikuti proses tersebut sesuai jadwal yang sudah dilampirkan. Terima kasih sudah me-review profil saya.
Atau jika ingin mengajukan perubahan jadwal, bisa juga dengan menambahkan kalimat:
...
Baik, terima kasih karena sudah me-review profil saya. Namun, apakah saya boleh meminta reschedule? Karena pada waktu tersebut, saya (isi dengan alasan kenapa tidak bisa ikut proses pada waktu yang sudah diinfokan).
Terima kasih.

Ketiga, memberi konfirmasi dengan lugas dan tegas.

Tipe seperti ini biasanya tidak akan bertele-tele dalam memberi konfirmasi atau sepakat dengan waktu wawancara kerja yang sudah diinformasikan. Bagi saya secara personal sebetulnya tidak ada masalah, tapi rasanya agak gimana gitu...

Contoh responnya biasanya seperti ini:

"Ok, Pak." Atau "Siap, Pak". Bahkan yang lebih mengherankan, ada yang hanya membalas "OK". Tenang aja, saya nggak apa-apa, kok.

Pernah juga ada kandidat yang membalas chat saya dengan huruf kapital semua, "BAIK, PAK. SAYA SIAP MENGIKUTI PROSES TERSEBUT." Bikin kaget, Bang.

Keempat, tidak memberi respon sama sekali.

Menurut sebagian pencari kerja, HRD itu nyebelin karena suka ghosting. Melalui tulisan ini, saya juga ingin meninfokan bahwa, ada juga lho kandidat yang suka ghosting.

Ketika mengirim lamaran kerja, lalu diundang untuk mengikuti proses wawancara, malah ngga ada respon sama sekali. Ditelepon ngga ada respon, di-SMS juga chat via WhatsApp nggak ada kabarnya sama sekali (padahal chat sudah terkirim), di email pun ngga ada responnya. Gimana coba?

Atau sering juga saya alami, para kandidat sudah memberi kabar dan setuju mengikuti proses interview. Pas hari-H, malah menghilang gitu aja. Kasih info pun nggak. Jadi, soal ghosting, tergantung HRD dan kandidatnya, sih. Nggak bisa disamaratakan.

Eh, sebentar. Kok saya malah curhat, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun