Kedua, merespon dengan penyampaian yang santai tapi tetap sopan.
Cara ini bisa menjadi alternatif kalau kalian kurang suka interaksi yang terlalu formal. Santai, tapi masih tetap sopan. Contohnya seperti:
Halo, Pak/Bu (isi dengan nama HRD)
Baik, saya bersedia mengikuti proses tersebut sesuai jadwal yang sudah dilampirkan. Terima kasih sudah me-review profil saya.
Atau jika ingin mengajukan perubahan jadwal, bisa juga dengan menambahkan kalimat:
...
Baik, terima kasih karena sudah me-review profil saya. Namun, apakah saya boleh meminta reschedule? Karena pada waktu tersebut, saya (isi dengan alasan kenapa tidak bisa ikut proses pada waktu yang sudah diinfokan).
Terima kasih.
Ketiga, memberi konfirmasi dengan lugas dan tegas.
Tipe seperti ini biasanya tidak akan bertele-tele dalam memberi konfirmasi atau sepakat dengan waktu wawancara kerja yang sudah diinformasikan. Bagi saya secara personal sebetulnya tidak ada masalah, tapi rasanya agak gimana gitu...
Contoh responnya biasanya seperti ini:
"Ok, Pak." Atau "Siap, Pak". Bahkan yang lebih mengherankan, ada yang hanya membalas "OK". Tenang aja, saya nggak apa-apa, kok.
Pernah juga ada kandidat yang membalas chat saya dengan huruf kapital semua, "BAIK, PAK. SAYA SIAP MENGIKUTI PROSES TERSEBUT." Bikin kaget, Bang.
Keempat, tidak memberi respon sama sekali.
Menurut sebagian pencari kerja, HRD itu nyebelin karena suka ghosting. Melalui tulisan ini, saya juga ingin meninfokan bahwa, ada juga lho kandidat yang suka ghosting.
Ketika mengirim lamaran kerja, lalu diundang untuk mengikuti proses wawancara, malah ngga ada respon sama sekali. Ditelepon ngga ada respon, di-SMS juga chat via WhatsApp nggak ada kabarnya sama sekali (padahal chat sudah terkirim), di email pun ngga ada responnya. Gimana coba?