Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Momen Canggung Saat Proses Wawancara Kerja Online yang Pernah Saya Alami sebagai HRD

15 Juni 2020   07:20 Diperbarui: 15 Juni 2020   07:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja: duniakerja.org

Saya tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya, sebagai recruiter, saya betul-betul harus bekerja dari rumah. Khususnya selama pandemi berlangsung. Sudah tiga bulan saya bekerja dari rumah. Proses wawancara kerja dengan banyak kandidat pun mau tidak mau harus dilakukan secara online. Bisa melalui fitur voice call, video call, atau melalui telepon biasa.

Sebetulnya, proses wawancara kerja secara online sudah biasa dilakukan di era disruptif seperti sekarang ini. Namun, nggak bisa dimungkiri, wawancara kerja secara konvensional, tatap muka dan bertemu langsung, tetap lebih berkesan bagi saya selaku recruiter. Sebab, saya bisa bertanya sekaligus mengobservasi gestur serta attitude dari para pelamar kerja yang datang secara langsung, tanpa harus direpotkan oleh sinyal yang mandek.

Secara teknis, sinyal yang nggak stabil selalu menjadi perkara utama bagi para pekerja yang sedang bekerja dari rumah, termasuk saya sebagai recruiter. Lha gimana, saya biasa melakukan proses wawancara kerja dengan mengandalkan koneksi internet yang kuat. Kalau sinyal lemot sedikit aja, komunikasi jadi terhambat. Suara putus-putus, nggak jelas, atau delay.

Sebab itu, proses wawancara kerja jadi kurang nyaman. Saya sudah tanya panjang lebar, bukannya segera mendapat jawaban akan pertanyaan tersebut, malah ditanya balik sama kandidat, "Maaf, Pak. Pertanyaannya boleh diulang? Suaranya putus-putus..."

Capek, sih. Tapi, beruntung percakapan antara saya dengan kandidat di akhir sesi wawancara kerja nggak sampai di level saling berkata...

"Terima kasih, atas waktunya, nanti akan saya hubungi kembali jika ada proses selanjutnya, ya. Silakan ditutup teleponnya."

"Sama-sama, Pak. Bapak aja yang tutup teleponnya, Pak."

"Anda saja."

"Bapak aja, Pak."

"....."

Itu baru kendala yang saya rasakan dari sisi teknis. Belum lagi para kandidat dengan segala ketidaksiapannya saat dijadwalkan dan mengikuti wawancara kerja secara online. Tingkah lakunya suka ngadi-ngadi. Dan ini saya alami secara langsung selama tiga bulan terakhir. Mulai dari saat saya memberi info/mengundang wawancara kerja secara online, sampai dengan saat proses wawancara kerja berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun