Saya masih ingat betul bagaimana guru SD saya menyampaikan rumusan agar mudah mengingat waktu untuk dua musim yang ada di Indonesia.
Disampaikan kepada para muridnya, jika ingin mengetahui musim hujan, hafalkan saja bulan berakhiran -ber dan ingat bagaimana bunyi deras hujan yang biasanya terdengar. "Ber.. ber.. ber". Kira-kira begitu.
Karena itu, saya bersama teman-teman yang lain jadi mudah dalam memahami sekaligus mengingat, hujan itu akan lebih intens terjadi pada periode September hingga Desember. Walaupun setelah semakin dewasa, saya menyadari pembagian musim itu tidak sesederhana itu. Ditambah dengan adanya pemanasan global, nggak heran ketika musim panas seringkali hujan, ketika musim hujan, eh, beberapa kali malah panas terik.
Apa pun musimnya, ada baiknya kita tetap terus menjaga diri serta kesehatan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, berolahraga, minum vitamin, menjaga pola makan, dan lain sebagainya. Pada musim hujan, tentu ada cara yang lebih khusus lagi. Selain agar tetap sehat, juga agar tidak kehujanan.
Rasanya sudah menjadi alasan yang template jika musim hujan, banyak orang yang mengeluh kebasahan. Padahal, hal tersebut sebetulnya bisa dicegah. Lha sudah tahu sedang musim hujan, masa nggak belajar dari pengalaman agar tidak kebasahan, sih?
Bukan tanpa sebab, kebasahan apalagi basah kuyup pada musim hujan juga kerap kali dijadikan alasan oleh sebagian orang untuk merasa tidak nyaman, tidak semangat, atau tidak mood dalam beraktivitas.
Beberapa hari terakhir di beberapa lokasi, cuaca seringkali tidak menentu. Pagi hari mendung lalu hujan, siang hari panas terik, kemudian sore hari kembali hujan.
Tentunya dibutuhkan persiapan yang matang untuk dapat mengantisipasi hal tersebut. Nah, supaya terhindar dari template yang terus berulang khususnya kebasahan, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan agar tidak kebasahan ketika musim hujan, dan sampai dengan saat ini masih saya lakukan:
#1: Sedia payung sebelum hujan.
Meski banyak dari kita sudah mengetahui pepatah ini, masih banyak yang enggan menerapkannya. Alasannya pun beragam. Beberapa teman saya mengaku malas membawa payung karena berat dan ribet. Padahal, payung menjadi salah satu alat sederhana yang dapat melindungi badan dari air hujan maupun cipratan air. Bahkan ada seorang teman lelaki yang dengan keangkuhannya berkata, "ngapain cowok bawa payung? Kayak cewe aja!". Bro, sejak kapan payung punya gender?
#2: Ketika mengendarai motor, siapkan jas hujan dan sendal.
Harusnya sih, nggak ada alasan malas atau ribet untuk bawa jas hujan. Memang sudah sewajarnya pengendara bermotor menggunakan jas hujan ketika hujan, baik lelaki maupun perempuan. Selain itu, membawa sendal juga disarankan agar sepatu tidak kebasahan. Alternatif lain kalaupun tidak ingin membawa sendal, ya siapkan saja kantong plastik untuk menutupi sepatu. Mau bagaimana pun, jika persiapannya sudah baik, tidak akan ada alasan kebasahan lagi.
#3: Membawa pakaian cadangan.
Hal ini selalu saya terapkan khususnya pada saat hujan ketika bepergian. Saya betul-betul merasa tidak nyaman ketika pakaian basah. Oleh karena itu, saya selalu membiasakan diri membawa pakaian cadangan. Soalnya repot kalau sudah rembes sampai ke bagian dalam. Nggak masalah agak repot dan ribet sendiri demi kebaikan diri, kan? Daripada selalu berkeluhkesah, lebih baik mengantisipasi segala sesuatunya sebelum kebasahan terjadi, kan?
#4: Nggak usah ke mana-mana aja udah.
Nah, ini yang paling simple. Kalau memang nggak mau ribet mempersiapkan ini-itu sebelum kebasahan di waktu hujan, mending berdiam diri aja udah udah di rumah. Kalau ada janji ngumpul di coffee shop sambil wifi-an bareng pacar, gebetan, atau beberapa teman, mending di-reschedule.
Sejatinya, meski sudah ada prakiraan cuaca, seringkali datangnya hujan sulit diprediksi. Itu kenapa mempersiapkan diri dan segala sesuatunya jauh lebih penting. Disamping itu, apa pun aktivitasnya, pasti akan terasa nyaman jika pakaian yang dikenakan tidak kebasahan. Selain rentan kena masuk angin, pastinya akan kedinginan juga.
Namun, di sisi lain terkadang sulit menebak kapan hujan berhenti. Pada saat seperti ini, pilihannya ada dua. Mau menunggu sampai hujan reda tapi ada beberapa hal yang akan tertunda, atau menerobos hujan dengan segala sesuatu yang dipersiapkan sebelumnya.
Dan benar saja, sesaat sebelum pergi bekerja, hujan sedang melanda kawasan Depok dan sekitarnya. Sepertinya saya harus mengenakan jas hujan dan mempersiapkan hal lainnya agar tidak kebasahan ketika tiba di kantor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H