Mohon tunggu...
Seto Permada
Seto Permada Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten

Penulis Cerpen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bukit dan Bendera

28 September 2017   10:56 Diperbarui: 28 September 2017   11:37 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudaraku

Sahabatku

Teman seperjuanganku

Tolonglah suara-suara kami

Ada sebuah bukit rapuh tak terjamah

Di sana kami tegakkan bendera

Bersama tulang-tulang kami

Yang di bawahnya ... tergelar gempita

Saudaraku

Sahabatku

Teman seperjuanganku

Tolonglah suara-suara kami

Bendera kusam itu nyaris jatuh!

Tiang kayunya, dilahap rayap-rayap tak kenal kenyang

Kini, bendera merah-putih itu berganti warna

Menjadi hitam dan kelabu

Saudaraku

Sahabatku

Teman seperjuanganku

Mungkin engkau tak lagi kenal bendera kami

Tapi kami percaya

Engkau menyimpan semangat dan pendirian kami

Yang semerah darah

Yang sekeras tulang

Saudaraku

Sahabatku

Teman seperjuanganku

Tolonglah suara-suara kami

Kami telah kehilangan mata

Sebab mata itu telah kami serahkan padamu

Kami pula telah kehilangan bukit dan bendera

Sebab bukit dan bendera itu, kami tanam di dalam hatimu

Saudaraku

Sahabatku

Teman seperjuanganku

Tolonglah suara-suara kami

Purworejo, 28 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun