Mohon tunggu...
Y SETIYO HADI
Y SETIYO HADI Mohon Tunggu... Relawan - Mandiri Sebagai Pedagang, juga sebagai Juru Pelihara, serta aktif dalam komunitas dan berkarya dalam tulisan

Mendengarkan Memahami Menulis Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silo Pintu Masuk ke Gunung Raung dari Pantai Selatan Menjadi Hunian Kuno pada Era Hindu-Budha

4 Februari 2024   05:48 Diperbarui: 4 Februari 2024   06:37 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran WIlayah Kecamatan SIlo Kabupaten Jember - Daerah Pegunugan (Saila)/Dokpri

(Menelusuri Lokasi-lokasi Kuno di Lereng Barat Selatan Gunung Raung)

Y. Setiyo Hadi  / Mas Yopi

Peneliti Mandiri (Freelance Research) -- Pembina Yayasan Boemi Poeger Persada

Silo merupakan nama sebuah kecamatan di Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur. Topografi dari Kecamatan Silo memiliki pegunungan atau dataran tinggi (Inggris: mountain, Belanda: Berg ) yang merupakan jalur transportasi nasional dari Surabaya menuju Jember terus ke Banyuwangi.

Wilayah Silo dikenal sebagai perkebunan kopi (onderneming van koffee) sejak era colonial Nederlandsch Indie (Hindia Belanda). Alih fungsi berbagai pepohonan besar menjadi perkebunan kopi pada era colonial, menurut hasil penelitian Watrianthos (2019) menyebabkan sering terjadinya tanah longsor di wilayah ini.

Nama Silo sudah eksis sebelum tahun 1900 M. Penyebutan wilayah SILO  telah turun temurun menjadi tanda (sign) local serta menjadi kebajikan local (local wisdom). Tentu saja makna penyebutan sebagai SILO sebagai nama wilayah di Kabupate Jember menjadi bagian dari warisan tak benda (intangible heritage) dari wilayah Pulau Jawa, sehingga penggunaan istilah Silo terkait dengan perkembangan sejarah dan peradaban di Pulau Jawa.

Nama suatu wilayah sebagai suatu tanda yang melalui proses sampai diputuskan nama tersebut sebagai tanda untuk suaatu wilayah. Nama Silo telah hadir jauh sebelum tahun 1900 M yang merupakan nama local dari tempat yang menjadi bagian dari perkembangan sejarah dan peradaban di Pulau Jawa yang tentu saja sebanding penggunaan bahasa Jawa yang mendapat serapa dominan dari bahasa Sansekerta yang dibawah pengaruh oleh kebudayaan Hindu-Budha

Penyebutan Silo merupakan transformasi dari penyebutan Selo atau Sela dalam bahasa Jawa yang merupakan adopsi dari Saila dalam bahasa Sansekerta (Sanskrit). Ini merupakan fakta logis merujuk pada wilayah Silo merupakan bagian dari sejarah Pulau Jawa yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu Budha pada masa lalunya.

Selo atau Sela dalam bahasa Jawa (kuna) memiliki arti Batu. Di berbagai belahan bumi Pulau Jawa dapat ditemuka banya nama desa atau lokasi yang mempergunakan kata dasar dari Selo yang memiliki pengertian sebagai batu (Stone)

Saila mengacu pada "gunung" dan disebutkan bersama beberapa sinonim untuk kata "gunung" menurut bab kedua (dharaydi-varga) dari Raj Nighantu atau Rjanighau abad ke-13. Dharaydi-varga mencakup tanah, tanah, pegunungan [yaitu, aila], hutan dan tumbuh-tumbuhan. Hubungan antara pepohonan dan tumbuhan serta zat-zat, dengan berbagai jenisnya.

Penyebutan Silo dilekatkan dalam nama wilalyah Kecamatan Silo Kabupaten Jember sebagai Selo atau Sela dalam bahasa Jawa Kuno berarti batu, yang merupakan adopsi atau penyerapan dari bahasa Sansekerta kata Saila, yang merujuk pada pengertian Gunung. Pengertian gunung ini sebanding dengan kondis yang berbatuan dan merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi yang mengarah ke Gunung Raung yang berada di sebelah ujung timur dari wilayah Kecamatan Silo.

Identifikasi geografi telah berkembang pada era Hindu-Budha antara abad ke-4 Masehi sampai abad 15 Masehi. Dengan demikian, dapat diprediksi bahawa penamaan Silo dalam diri nama wilayah Kecamatan Silo yang mengadopsi istilah Saila dari bahasa Sansekerta tentu telah berkembang antara abad ke-4 sampai abad 15 M tatkala kebudayaan Hindu-Budha dominan berkembang di Pulau Jawa.

Kencong, 4 Februari 2024 M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun