Aku berasal dari pedesaan yang terletak 40 KM kearah selatan dari kota Surakarta. Visiku kedepannya ingin menjadi manusia yang berintelektual,mensejahterakan keluarga, memiliki karakter sebagai seorang pemimpin,mengamalkan ilmu yang saya miliki dan meninggal dalam keadaan beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Aku merupakan seorang pemuda yang ditakdirkan Allah untuk lahir di sebuah negara yang bernama Indonesia. Menjadi bagian kecil dari sebuah negara yang dianugrahi keindahan alam seperti Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dan juga merupakan sebuah karunia yang patut untuk  disyukuri.Â
Hidup di sebuah negara dengan segala bentuk keanekaragamaan suku,adat ,budaya dan ras serta agama membuat saya merasa takjub dengan toleransi dan kesatuan persatuan yang dapat terus terjaga hingga saat ini. Â Â Â Â Â Â Indonesia merupakan sebuah negara besar yang memiliki luas kurang lebih 5 juta KM persegi dimana 3 dari 5 luas wilayahnya berupa perairan sehingga indonesia kerap dijuluki sebagai negara maritim.Â
Selain dijuluki sebagai negara maritim Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terletak diantara 2 benua yakni Asia dan Australia serta diantara 2 samudra yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik. Letak Indonesia yang strategis ini membuat wilayahnya  digunakan sebagai jalur lalu lintas laut internasional.
Indonesia juga merupakan negara yang sangat kaya raya baik dari segi sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik atau BPS jumlah penduduk indonesia pada tahun 2021 yakni  270,20 juta jiwa. Jumlah penduduk yang fantastis untuk sebuah negara. Dengan jumlah penduduk tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak urutkan ke 4 di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.
Selain sumber daya manusia  yang melimpah ruah wilayah Indonesia juga dikaruniai Allah dengan segala bentuk kelimpahan sumber bahan pangan maupun tambang. Tanah di Indonesia dikenal sangat subur bahkan ada salah satu syair mengatakan “tongkat dan batu menjadi tanaman’’ syair tersebut seolah-olah mengambarkan begitu suburnya tanah di Indonesia tak heran jika dimasa lampau para ekspedisi pedagang dari Eropa banyak yang mencari rempah-rempah hingga ke Indonesia untuk diperdagangkan di Eropa kembali.Â
Dengan kondisi tanah yang subur membuat mayoritas penduduk di Indonesia bermata pencaharian sebagai petani sehingga indonesia kerap kali dijuluki sebagai negara agraris. Serta dengan luas wilayah mayoritas perairan tak sedikit masyarakat indonesia mengantungkan hidupnya dengan bernelayan. Selain laut yang luas dan tanah yang subur ternyata di dalam perut bumi Indonesia mengandung begitu banyak bahan galian yang dapat dimanfaatkan untuk ditambang seperti emas,nikel,besi,batubara,bauksit dan sederet bahan  tambang lainnya.
Dengan kondisi yang demikian sudah selayaknya rakyat di negara Indonesia dapat memperoleh kesejahteraan dan jaminan kehidupan yang layak. Namun, dengan segala bentuk potensi yang dimiliki , Indonesia belum dapat memanfaatkan hal tersebut secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan kondisi negara yang belum mampu memenuhi komoditas pangannya secara mandiri atau menghadirkan swasembada pangan.Â
Indonesia yang notabene negara agraris pada kenyataannya masih melakukan impor pangan terutama beras sebagai komoditas pangan pokok masyarakat. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS Â dari tahun 2000 hingga tahun 2020 Indonesia tercatat masih melakukan impor beras. Bahkan pada tahun 2018 Indonesia melakukan kegiatan impor lebih dari 2,25 juta ton beras dan pada tahun 2020 mengimpor 356 ribu ton beras. Negara importir beras terbesar ke Indonesia yakni Vietnam,Tingkok, India dan Pakistan.
Selain permasalahan bahan pangan, negara yang kaya akan bahan tambang ini belum mampu untuk mengelola secara mandiri sektor pertambangan. Indonesia selama ini masih sangat bergantung dengan negara asing dalam urusan pengelolaan bahan tambang. Hal ini dilatar belakangi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia sehingga dalam pengelolaannya sangat tergantung dengan teknologi maupun modal asing.Â
Tak heran jika hampir mayoritas sektor pertambangan tidak terlepas dari campur tangan asing. Misalnya saja PT Freeport di Papua, siapa yang tidak mengenal perusahaan tambang emas ini. Perusahaan yang mengelola sektor pertambangan dari tahun 1967 hingga sekarang.Â
Dimana dari tahun 1967-2017 atau 50 tahun beroperasi PT Freeport Mcmoran yang  merupakan perusahaan dari Amerika ini memegang saham lebih dari 90% dan Indonesia hanya memperoleh 10% saja. Jumlah  bagian yang diperoleh Indonesia begitu kecil sebagai seorang pemilik lahan dan selama itu pula rakyat Indonesia hanya bisa menonton perusahaan asing asal Amerika ini terus menerus  mengeruk dan mengangkut ribuan ton emas tiap tahunnya dari tanah Papua.
Tak sampai disitu Indonesia masih memiliki sederet permasalahan yang menghambat hadirnya kemajuan bangsa mulai dari kemiskinan,pengangguran,pendidikan,korupsi,dan setumpuk permasalahan lainnya.
Permasalahan rendahnya sumber daya manusia  disebabkan karena kualitas pendidikan di Indonesia juga masih terhitung rendah berdasarkan data laporan yang dikeluarkan Programe for International Student Assesment atau PISA yang dirilis OECD dalam Kemendikbud menyebutkan bahwa indeks kemampuan membaca,matematika pelajar di Indonesia masih dibawah rata-rata negara yang menjadi peserta dalam studi yang dilakukan oleh PISA. Bahkan berdasarkan hasil laporan PISA dalam Viva.co.id menempatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada urutan ke-72 dari 79 Negara atau peringkat 6 dari bawah.
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia pada akhirnya menghasilkan output sumber daya manusia yang relatif rendah. Hal ini berimbas terhadap daya saing dari SDM Indonesia yang kalah bersaing dengan SDM negara lain dipasar tenaga kerja. Sehingga menimbulkan suatu gejala baru yakni pengangguran. Mengutip laporan Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia hingga pada Februari 2021 tercatat sejumlah 6,26% dari total angkatan kerja atau sejumlah 8,75 Juta jiwa.
Kemudian permasalahan yang hampir tidak pernah terlepas dari negara Indonesia yakni Kemiskinan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik atau BPS dalam databoks menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga bulan maret 2021 tercatat berjumlah 27,54 juta jiwa. Jumlah yang relatif besar bagi sebuah negara yang sekaya Indonesia namun sekitar 10% dari total penduduknya masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Kondisi tersebut diperparah dengan perilaku penguasa atau pemimpin negara yang tidak memiliki karakter yang Akhlakul karimah. Para pemimpin cenderung mementingkan dirinya dan kelompoknya sendiri serta memperkaya diri dengan melakukan tindakan mencuri yang bukan menjadi haknya dengan berkorupsi.Â
Misalnya kasus korupsi dana BANSOS yang dilakukan oleh mantan menteri sosial Juliari Batubara dimana uang yang semestinya dimanfaatkan untuk memberikan keringanan bagi masyarakat kecil yang terdampak covid justru sebagian digunakan untuk kepentingan pribadi. Berdasarkan laporan Indonesia Coruption Watch atau ICW dalam media tempo terjadi kenaikan kasus tindak pidana korupsi dari tahun 2019-2021 selain itu juga terjadi peningkatan kerugian negara dari tahun 2017 semula 1,8 Triliun kemudian tahun 2021 menjadi 26,83 Triliun rupiah.
Dengan kondisi negara yang sedemikian rupa kita sebagai seorang mahasiswa berperan penting dalam langkah perubahan Indonesia untuk lebih baik kedepannya. Sebagai seorang mahasiswa kita harus mampu mengaplikasikan Tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan,penelitian dan pengabdian. Dalam rangka melakukan sebuah perubahan besar bagi Indonesia maka kita harus melakukannya dari skala terkecil terlebih dahulu. Karena setiap perubahan memerlukan langkah dan proses untuk menuju kearah yang lebih baik.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan yakni dengan belajar dengan bersungguh-sungguh.
Saat ini aku merupakan seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret ,menjadi seorang mahasiswa merupakan kebanggan tersendiri bagi saya. Dengan menjadi seorang mahasiswa maka saya memiliki potensi lebih, dalam hal kesempatan mengakses ilmu pengetahuan. Dengan belajar bersungguh-sungguh maka saya akan lebih optimal dalam menyerap ilmu pengetahuan. Karena saya sadar bangsa ini memerlukan generasi yang cerdas guna membangun bangsa dan saya ingin menjadi bagian dari generasi tersebut.
Kemudian hal kecil yang dapat dilakukan yakni dengan berpartisipasi dalam kegiatan berorganisasi. Dengan berorganisasi maka kita akan banyak belajar bagaimana cara management dan kepemimpinan yang baik. Selain itu dengan berorganisasi maka kita dapat mengelaborasikan dan mengaplikasikan pengetahuan yang kita miliki dalam melakukan kegiatan. Berorganisasi sangat lah diperlukan selain sebagai media membangun relasi dan sarana belajar. Berorganisasi juga diperlukan sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat untuk dikembangkan dan bermanfaat kedepannya.
Selanjutnya menanamkan jiwa sosial dalam diri  kita. Dengan berjiwa sosial maka kita akan lebih dekat dengan masyarakat maupun lingkungan sekitar serta dengan berjiwa sosial maka kita akan memiliki rasa simpati dan empati. Dengan demikian maka kita akan lebih terhindar dari kemungkinan berperilaku korupsi yang dapat merugikan masyarakat. Terakhirnya yakni meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai seorang insan yang beragama tidak boleh terlepas dari nilai-nilai agama. Selain diperlukan proses belajar sungguh-sungguh,berorganisasi, menanamkan jiwa sosial maka sebagai penyempurna yakni dengan meningkatkan iman dan taqwa.
Kemudian untuk kedepannya aku akan tetap aktif dalam melakukan pengabdian terhadap masyarakat terutama berkaitan dengan bidang keilmuan yang tengah aku geluti saat ini yakni Sosiologi. Dengan belajar Sosiologi sekarang ini ,kedepannya aku berharap dapat menjadi seorang Sosiolog dan menjadi konsultan kebijakan publik maupun seorang peneliti sosial dimana setiap saran kebijakan maupun riset yang aku lakukan semoga kedepannya dapat membawa Indonesia kearah perbaikan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan dapat  lekas mewujudkan sebagaimana diamantkan Undang-undang dan Pancasila sila ke-5.
Sebagai seorang mahasiswa aku harus tetap optimis dalam menatap masa depan Indonesia. Bergerak menuju kearah perbaikan tidak bisa dilakukan secara instan . Semua proses perlu dilalui secara perlahan dan perubahan-perubahan kecil yang aku lakukan saat ini seperti belajar bersungguh-sungguh,aktif berorganisasi,menanamkan jiwa sosial dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Semoga hal-hal kecil ini mampu menghadirkan sosok aku dengan kepribadian yang berintektual, bermental kepemimpinan dan tidak terlepas dari nilai agama dan Aku berjanji akan menjadi bagian dari perubahan Indonesia yang lebih baik.
HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!
SALAM PERJUANGAN!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI