Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[LOMBAPK] Si Abal, Cerdas Atau Kenthir?

28 Mei 2016   23:18 Diperbarui: 29 Mei 2016   00:41 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahdan,si Abal Yr terbilang anak yang cerdas, jujur, rajin, kreatif, pemberani dan gemar membantu orang lain. Kini dia tengah duduk dibangku SMP dan aktif di OSIS, malah terpilih menjadi ketua umum organisasi pelajar tersebut. Sejak di Sekolah Dasar dia selalu memperoleh predikat terbaik.  Menurutnya, prestasi tersebut bukan karena dirinya pintar atau memiliki kecerdasan diatas rata rata, namun lebih kepada keberhasilannya untuk mengusir prilaku malas yang selalu hinggap pada diri setiap orang.

“Manusia itu pada dasarnya tidak ada yang bodoh, yang ada adalah yang senang memupuk kemalasan. Malas belajar; malas berfikir; malas berusaha; malas bekerja dan malas malas lainnya” ujar si Abal Yr, ketika ditanya teman temannya soal bagamana caranya agar selalu menjadi juara kelas.

Di sekolah, si Abal Yr senantiasa membantu teman temannya yang mengalami kesulitan belajar dan tak segan segannya  menegur, bahkan memarahi mereka yang tidak serius mengikuti pelajaran.  Diapun sangat membenci siapa saja yang suka menyontek saat ulangan, karena perbuatan tersebut selain tidak jujur juga mencerminkan ketidak-siapan menghadapi permasalahan. Sikap dia yang kurang disukai kawan kawannya adalah suka kelewat ceplas ceplos, apa adanya, jika bicara tanpa berfikir panjang  sehingga terkadang orang lain merasa tersinggung.

Kendatipun si Abal Yr memiliki selera kenthir yang cukup tinggi [mungkin menurun dari engkongnya, Ragile], namun dia sedikit tidak menyukai salah seorang guru yang gaya mengajarnya kurang sariosa(baca : serius), cenderung kenthir bin cengengesan. Guru yang dimaksud si Abal Yr tersebut namanya  Pak Herry FK. Suatu hari, pak guru (kenthir) Herry FK  akan memberikan ulangan terhadap seluruh perserta didiknya, termasuk si Abal Yr. 

“Perhatian!…perhatian!!,….. semua tas dan buku buku kalian kumpulkan di depan kelas, yang tersisa di bangku masing masing hanya pulpen atau pensil, penggaris dan penghapus saja”, perintahnya kepada seluruh murid sebelum ulangan dilaksanakan.

Setelah memberikan pengarahan secukupnya, beliaouw lantas membagikan lembar soal plus kertas kosong untuk jawaban soal kepada para murid.

“Selamat mengerjakan, jangan berisik. Waktunya dua jam!.”demikian ucap beliaouw sebagai pertanda dimulainya ulangan. “Yang sudah selesai mengejakan, boleh pulang!” imbuhnya lagi.

Belum sampai satu setengah jam, si Abal Yr sudah kelar mengerjakan dan memeriksanya kembali seluruh jawaban soal ulangan tersebut, tetapi dia tidak mau pulang duluan. Dia memandangi segenap sudut ruang kelas dan memperhatikan kondisinya.  Ada sebagian temen temennya yang pada berisik, saling bagi jawaban soal ulangan, sementara pak guru Herry  malah asyik sendiri mojok di bangkunya, sembari menundukan kepalanya dengan sesekali ketawa-ketwi. Istilahnya, pak guru Herry FK ‘babarblas’ tidak memperhatikan atouw mengawasi para siswanya. Hal semacam itu tentu membuat si Abal Yr gedek alias keki berat. “wah…wah… orang berkuwalitas kayak gini kok jadi guru, apanya yang pantas digugu dan ditiru?” gerutu si Abal Yr. dalam hati.

Diam diam si Abal Yr. mengambil bolpen lalu bermaksud melemparkannya ke dada pak guru Herry , namun ternyata salah sasaran, yang terkena malah persis pada kacamatanya sang guru ‘kenthir’ tersebut. Beliaouw kaget sambil berteriak,……”sompretttt…..!!!”, sampai sampai kacamatanya terpental, jatuh dan ”pyang..” pecah. Karuan saja darah tingginya pak guru Herry FK. kumat bin kambuh, beliaouw  marah berat. Setelah menggebrak meja lantas berdiri sembari berkacak pinggang dan berkata keras, “siapa tadi yang memlempar bapak pakai bolpen?”.Suasana ruang kelas jadi hening seketika, semua murid menundukan kepala, tidak ada yang berani menatap pak guru yang lagi dapat sial itu.

“saya pak, saya siap bertanggung jawab” suara lantang si Abal Yr memecah kesenyapan.

“Hemm… bagus…bagus!, Abal!!,…. sini lembar jawabanmu dan cepat keluar, tapi jangan pulang dulu, tunggu di ruang kepala sekolah”pinta pak Herry FK setengah berteriak, seraya menahan tangis, eh…. maksudnya emosi.

Seusai ulangan, pak guru Herry FK bergegas menuju ruang kepala sekolah untuk melaporkan peristiwa naas yang baru saja mampir padanya. “Bal… Abal, kamu tunggu dulu diluar, nanti setelah bapak panggil kamu  baru masuk” ujarnya, tanpa ekpresi. Si Abal cuman mengangguk, juga tanpa ekpresi.

Tidak terlampau lama si Abal diminta masuk. Kepala sekolah yang ternyata seorang wanita cuantik dan konon sangat bijak itu bernama  Bu @CintaWP menyambutnya dengan ramah plus senyum manis, sementara pak guru Herry FK yang duduk bersebelahan dengan bu kepsek mulutnya manyun kek bekicot disiram garem.

“Bal…Abal,… coba ceriterakan apa yang terjadi kok sampai kamu bertindak tidak sopan terhadap pak guru Herry FK, sehingga pak guru marah dan mengancam kamu dicoret nilainya atau dianggap tidak ikut ulangan?” kata bu kepsek @CintaWP,  sambil menebar senyum.

“ehmm… begini bu @CintaWP, sebelumnya saya minta maaf buat pak Herry FK. Saya benar benar sebel dan kesal sama beliaouw, buk”.

“Oh ya?.... maksudnya kesel bagaimana?” kejar bu @CintaWP, penasaran.

“Bayangin buk, temen temen pada berisik saling berbagi jawaban soal, eh… pak guru malah sibuk dengan gatgetnya, cekikikan sendiri lagie!. Pak guru sama sekali gak ngawasin kami kami. Karena itu, saya timpuk beliaouw” papar si Abal Yr, serius.

Bu kepsek manggut manggut sambil melirik pak Herry, sementara yang dilirik jadi salah tingkah, tertunduk malu dengan muka merah padam. Dalam hatinya berkata, “somprettt …..somprett … lu Abal, gue jadi malu ditelanjangi didepan bu kepsek yang cantik and gue lagi taksir..”

“Begini Bal, kamu bagus jadi anak yang kritis, tapi penyampainya jangan seperti itu. Tidak sopan itu namanya, sampaikan secara baik baik kekesalanmu itu pada pak Herry, pasti beliaupun akan mengerti kok”.

“Baik bu, saya mengaku salah”ujar si Abal Yr, lirih.

“OK,… sekarang kamu boleh pulang Bal, ibu mau ngobrol ngobrol dulu dengan pak Herry. Ingat ya Bal pesan ibu, ‘sebaik baiknya kritikan jika disampaikan dengana cara yang emosional dan salah, hasilnya malah timbul masalah’”tutup bu @CintaWP.

“Iya buk, terima kasih”ucap si Abal sambil menyalami kedua gurunya itu dan pamit pulang.

Keesokan harinya,

Si Abal dipanggil pak guru Herry ke ruang BP. Dengan penuh tanda tanya dan perasaan gusar, dia datang menghadap beliaouw.

 “Bal… Abal, bapak minta maaf atas kejadian kemarin, bapak sempat marah sama kamu, bapak berterima kasih, kamu sudah mengingatkan atas kelalaian yang bapak perbuat, bapak tidak akan mencoret nilai kamu yang ternyata sangat bagus, bapak  menilai kamu sebagai anak yang baik, jujur, cerdas kesatria dan pemberani. Bapak mendoakan agar cita citamu tercapai kelak”jelas pak guru Herry dengan mata berkaca kaca, seraya mengelus elus kepala si Abal.

Si Abal tidak bisa berkata apa apa selain bengong dan merasa plong, masalah sudaha selesai dengan baik.

Eng-ing-eng…… TAMAT

Jakarta, 28 Mei 2000 16;

- Nur Setiono -

*   pesan moralnya, silahkan cari sendiri –jika ada lho!- n’ met Malem Minggu

** dari lubuk sarung yang paling dalam, ane minta maaf pada kompasianers yang ane catut namanya tanpa seijin yang empunya….. hehehehehe…

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun