Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Humor

SURAT TERBUKA BUAT TIGA KOMPASIANERS “Pengkhianat”

19 Februari 2011   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:27 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kepada teman teman Kompasianers yang baik,
Tolong hati hati terhadap ketiga orang dibawah ini, Kalau saling sapa di media kompasiana ini, e-mail atau HP seperlunya saja, jangan dikasih hati. Dari pada nanti jadi repot dan menyesal, seperti saya. Mereka adalah Sdr. Hawa, Mbak Mimin Mumet dan Mas Herry F.

.
Surat buat ketiga kompasianers diatas sengaja saya tulis dan di publish secara terbuka. Karena saya sangat kesal serta marah kepada mereka untuk tindak kebohongan, kelancangan maupun ketidak sopanannya selama ini, khususnya kepada saya sebagai orang tua, dan keluarga.

.
Terus terang dengan sdr Hawa saya kenal sudah lama, ibaratnya sejak dia masih ingusan saat tinggal di Bandung, ikut tantenya, tetangga orang tua saya. Setelah dia pindah, saya kurang intent berkomunikasi dengan dia. Akhir tahun lalu dia sempat ke Bandung dan kebetulan ketemu saya, dari obrolannya saya menyarankan agar mendaftar di kompasiana. Lalu Januari dia registrasi. Untuk Mbak Mimin dan Mas Herry F, saya baru kenal via kompasiana saja.

----------*****-------

.
SURAT TERBUKA

.
Sdr. Hawa, Mbak Mimin Mumet dan mas Herry F, maaf bukan saya tidak menghormati kalian lagi, tapi apa boleh buat, rasanya saya telah menyesal berteman dengan anda selama ini, walaupun hanya sebatas di dunia maya dan sesekali berkomunikasi via jaringan pribadi (e-mail, Hand Phone dan sebagainya), bahkan kita sengaja sempat bertemu fisik khususnya kita betiga.

.
Benar benar sangat tidak dinyana, ternyata kepribadian anda bertiga itu menyakitkan saya dan keluarga. Selama ini saya teramat menaruh hormat dan percaya kepada anda anda. Saya baru sadar, ini sebetulnya merupakan suatu kekeliruan besar di sepanjang hidup saya.

.
Saya sebagai orang yang lebih tua merasa dilecehkan, tidak dihargai sama sekali, bahkan kasarnya dikentuti oleh kalian, sebagaimana isi postingan yang sengaja kalian buat secara keroyokan.
Agar jelasnya, silahkan buka kembali link dibawah ini :

.
http://hiburan.kompasiana.com/gosip/2011/02/11/temen-bukan-temen/

.

Kalimat yang sengaja anda tebalkan dalam tulisan itulah yang membuat hati saya gundah, sedih sekaligus marah. Kok tega teganya anda begitu pada saya, terlebih pula meyinggung keluarga saya yang tidak pernah tahu urusan kita sama sekali.

.

Yang saya lebih tidak faham kepada sdr. Hawa, sudah lama kita kenal kok menusuk saya dari belakang, termasuk mengobral kekurangan keluarga saya kepada kedua temen tersebut. Jangan salahkan saya, kalau hal ini akan saya laporkan pada tantemu di Bandung, biar tahu rasa !

.
Salah satu contoh pengkhianatan anda terhadap saya, ketika belum lama ini kita sengaja bertemu di Yogya, naik andong (kereta kuda) bareng, ngobrol kesana kemari serta membuat kesepakatan kerja sama tertentu yang saling menguntungkan, faktanya anda bertiga ingkar janji, bullshit. Malah berselingkuh dibelakang saya, keuntungan dimakan kalian semua.

.
Saya mendapat informasi dari orang yang bisa saya percayai, waktu itu setelah dari Pasar Beringhajo, katanya kalian mau ke rumahnya mbak Endah Raharjo di Kaliurang untuk selaturahmi sekalian ingin melihat bekas bekas amukan Gunung Merapi. Tapi apa…? lacur…!! Kalian malah berbelok arah ke Mall Ambruk (Mall Ambarukmo) di Jln. Solo untuk membuat rencana aksi pengkhianatan terhadap saya.

.
Contoh lain, beberapa hari seusai kita ketemu di Yogya, saya mendapat SMS dari sehabat kental saya, pemilik Restoran Pring Sewu yang terkenal itu, untuk sebuah tagihan yang cukup besar. Ternyata, kalian makan dan mengambil beberapa cindera mata serta makanan sebagai oleh oleh, kemudian kalian meminta dia agar biayanya ditagihkan kepada saya. Gila,…. jangan mentang mentang sebelumnya kalian telah saya perkenalkan kepada teman baik saya itu, lalu disuguhi makan gratis sekenyangnya lantas seenaknya berbuat begitu. Bukannya saya tidak rela membayari, tapi perbuatan tersebut sungguh sangat tidak sopan. Lagi pula memalukan, mau ditaruh dimana muka saya dihadapan beliau yang jadi pengusaha sukses itu.

.
Sebetulnya masih banyak contoh lain. Tapi sudahlah, saya tidak mau memperpanjang masalah dengan kalian. Berulang kali kalian saya tegor secara baik baik, namun tetap saja tak berubah, malah tambah menyepelekan saya.

.
Terutama untuk mbak Mimin yang mungkin sudah di Amerika saya tidak respek lagi karena sok ikut ikutan jadi provokator sekalipun hanya lewat hand phone atau e-mail. Coba pikir, apa untungnya sih !
Perlu kalian ketahui, ketika perkara ini saya obrolkan dengan istri saya, dia langsung marah besar, bahkan anak saya yang sudah tidurpun dibangunkannya agar ikut menghujat saya. Keduanya mencaci saya dengan kata kata “buat apa ikut ikutan kompasiana, kalau akhirnya ditipu mentah mentah oleh temen sendiri, yang sok baik tersebut”.

.
Sungguh sangat menusuk perasaan saya tindakan anda bertiga tersebut. Beruntung kalian, bahwa saya masih punya sopan santun dan menghargai anda anda dengan tidak menggunakan sebutan nama binatang dibelakang nama kalian.

.
Dengan perantaraan surat terbuka ini dan disaksikan para kompasianers, saya bermaksud mengakhiri atau memutus persahabatan kita. Seribu kalipun anda meminta maaf kepada saya, sudah tidak akan ada gunanya sama sekali. Anggap saja kita tidak pernah kenal apalagi menjadi teman, sahabat. Tolong hapus alamat rumah, e-mail dan nomor hand phone saya dari memory anda.

.
Hai para pengkhianat, janganlah cara cara seperti itu dilakukan kepada kompasieners lainnya. Cukup buat saya saja dan semoga anda anda segera sadar lalu bertobat nasuha, jika kepingin masuk surga atau tidak menambah dosa.

.
Mohon maaf juga kepada kompasiana, karena lapaknya sudah saya jadikan media unek unek saya terhadap mereka. Buat Admin, tolong hati hati dan waspadai mereka.

.
Ultimatum terakhir buat Sdr. Hawa, Mbak Mimin dan Mas Herry F, jika kalian ingin saya maafkan dan selamat dunia akherat, tolong jujur se jujur jujurnya kepada saya, katakan dimana kalian simpan/sembunyikan DUIT TRANSFERAN PULUHAN MILYARD RUPIAH dari Tuan Gayus H Tambunan. Kasihanilah dia, sekarang tidak leluasa nyogok aparat lagi karena sudah jatuh bangkrut.

.
Tambahan buat mas Herry F, kapan pula mau melunasi tunggakan koskosan dan makan di Restoran AW (American Warteg) depan rumah ?.

.
Khusus buat Sdr. Hawa, tolong utang pembalut wanita dan pampers di toko ‘Sun Dong Yang’, segera dibayar. Si Enkong pemilik toko setiap menit SMS saya, nanya’in kamu.

.
mbak Mimin, soal “celana dalam” (CD) yang tempo hari diberikan kepada saya, tapi masih suka diungkit ungkit, don't worry nanti saya kembalikan via CV. TIKI setelah saya bosan memakainya atau ‘njeber’ karetnya serta dapat utangan baru lagi. Yang penting jelas alamat RT/RW, kelurahan dan kecamatannya di Amerika sana. Jika perlu sekalian denah lokasi rumah anda. He…he…. seperti lampiran Undangan kawinan saja….

.

Sekian, terima kasih,-

.

Jakarta, 20 Pebruari 2011;
TTD
Si Abal ‘Kenthir’.

• He…he…. just joking. Si Abal lagi ngelindur.
• Ceritera terinspirasi dari SMS mengagetkan, kiriman seorang teman lama (calon kompasianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun