Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Humor

SURAT TERBUKA BUAT TIGA KOMPASIANERS “Pengkhianat”

19 Februari 2011   17:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:27 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Yang saya lebih tidak faham kepada sdr. Hawa, sudah lama kita kenal kok menusuk saya dari belakang, termasuk mengobral kekurangan keluarga saya kepada kedua temen tersebut. Jangan salahkan saya, kalau hal ini akan saya laporkan pada tantemu di Bandung, biar tahu rasa !

.
Salah satu contoh pengkhianatan anda terhadap saya, ketika belum lama ini kita sengaja bertemu di Yogya, naik andong (kereta kuda) bareng, ngobrol kesana kemari serta membuat kesepakatan kerja sama tertentu yang saling menguntungkan, faktanya anda bertiga ingkar janji, bullshit. Malah berselingkuh dibelakang saya, keuntungan dimakan kalian semua.

.
Saya mendapat informasi dari orang yang bisa saya percayai, waktu itu setelah dari Pasar Beringhajo, katanya kalian mau ke rumahnya mbak Endah Raharjo di Kaliurang untuk selaturahmi sekalian ingin melihat bekas bekas amukan Gunung Merapi. Tapi apa…? lacur…!! Kalian malah berbelok arah ke Mall Ambruk (Mall Ambarukmo) di Jln. Solo untuk membuat rencana aksi pengkhianatan terhadap saya.

.
Contoh lain, beberapa hari seusai kita ketemu di Yogya, saya mendapat SMS dari sehabat kental saya, pemilik Restoran Pring Sewu yang terkenal itu, untuk sebuah tagihan yang cukup besar. Ternyata, kalian makan dan mengambil beberapa cindera mata serta makanan sebagai oleh oleh, kemudian kalian meminta dia agar biayanya ditagihkan kepada saya. Gila,…. jangan mentang mentang sebelumnya kalian telah saya perkenalkan kepada teman baik saya itu, lalu disuguhi makan gratis sekenyangnya lantas seenaknya berbuat begitu. Bukannya saya tidak rela membayari, tapi perbuatan tersebut sungguh sangat tidak sopan. Lagi pula memalukan, mau ditaruh dimana muka saya dihadapan beliau yang jadi pengusaha sukses itu.

.
Sebetulnya masih banyak contoh lain. Tapi sudahlah, saya tidak mau memperpanjang masalah dengan kalian. Berulang kali kalian saya tegor secara baik baik, namun tetap saja tak berubah, malah tambah menyepelekan saya.

.
Terutama untuk mbak Mimin yang mungkin sudah di Amerika saya tidak respek lagi karena sok ikut ikutan jadi provokator sekalipun hanya lewat hand phone atau e-mail. Coba pikir, apa untungnya sih !
Perlu kalian ketahui, ketika perkara ini saya obrolkan dengan istri saya, dia langsung marah besar, bahkan anak saya yang sudah tidurpun dibangunkannya agar ikut menghujat saya. Keduanya mencaci saya dengan kata kata “buat apa ikut ikutan kompasiana, kalau akhirnya ditipu mentah mentah oleh temen sendiri, yang sok baik tersebut”.

.
Sungguh sangat menusuk perasaan saya tindakan anda bertiga tersebut. Beruntung kalian, bahwa saya masih punya sopan santun dan menghargai anda anda dengan tidak menggunakan sebutan nama binatang dibelakang nama kalian.

.
Dengan perantaraan surat terbuka ini dan disaksikan para kompasianers, saya bermaksud mengakhiri atau memutus persahabatan kita. Seribu kalipun anda meminta maaf kepada saya, sudah tidak akan ada gunanya sama sekali. Anggap saja kita tidak pernah kenal apalagi menjadi teman, sahabat. Tolong hapus alamat rumah, e-mail dan nomor hand phone saya dari memory anda.

.
Hai para pengkhianat, janganlah cara cara seperti itu dilakukan kepada kompasieners lainnya. Cukup buat saya saja dan semoga anda anda segera sadar lalu bertobat nasuha, jika kepingin masuk surga atau tidak menambah dosa.

.
Mohon maaf juga kepada kompasiana, karena lapaknya sudah saya jadikan media unek unek saya terhadap mereka. Buat Admin, tolong hati hati dan waspadai mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun