Mohon tunggu...
Dian Setiawan
Dian Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai berbagai konten tentang seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa PPG BK UAD Berikan Layanan Bimbingan Bermakna dan Menggembirakan Melalui ART Therapy

17 Agustus 2024   15:47 Diperbarui: 28 September 2024   01:56 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, [15 Agustus 2024] -- Dian Setiawan, mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bidang Bimbingan dan Konseling dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), berhasil melaksanakan layanan bimbingan kelompok yang inovatif di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Dengan memanfaatkan art therapy atau terapi seni, Dian berhasil membantu empat siswa dalam meregulasi emosi mereka.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama 2 x 2 jam pelajaran, Dian mengajak para siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui kegiatan menggambar. Dengan bebas, siswa dapat menuangkan segala emosi yang sedang mereka rasakan ke dalam kertas. Melalui proses kreatif ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami diri sendiri dan menemukan cara yang sehat untuk mengelola emosi.

Menggambar sebagai Jendela Jiwa

"Menggambar itu seperti menulis diary, tapi dengan gambar," ujar Dian saat menjelaskan metode yang ia gunakan. "Melalui gambar, siswa dapat mengungkapkan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Misalnya, jika ada siswa yang merasa marah, ia bisa menggambar gunung berapi yang sedang meletus. Atau jika ada siswa yang merasa sedih, ia bisa menggambar hujan yang deras."

Proses Pembuatan Karya (dokpri) 
Proses Pembuatan Karya (dokpri) 

Hasil Karya Siswa

"Salah satu karya siswa yang menarik perhatian saya adalah sebuah pemandangan yang tampak cerah dan ceria. Namun, jika diamati lebih seksama, terdapat beberapa objek yang memiliki warna yang bertolak belakang" ujar Dian. Kontras warna ini seolah-olah mencerminkan perasaan siswa yang sedang bergembira namun di sisi lain juga merasa ada sesuatu yang tidak beres. 

Gambar 1 CH (dokpri) 
Gambar 1 CH (dokpri) 

Gambar 2 CH (dokpri) 
Gambar 2 CH (dokpri) 

Pada gambar kedua, siswa menggambar dua adegan yang hampir identik: sebuah keluarga yang sedang berkumpul di depan rumah. Gambar ini seakan-olah menjadi cerminan dari kondisi siswa saat ini yang terpisah dari keluarganya dan memulai semuanya pada keluarga yang lain. Melalui proses art therapy, siswa ini tidak hanya berhasil mengungkapkan perasaan terdalamnya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk memproses emosi yang kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa art therapy dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu anak-anak mengatasi tantangan emosional yang sedang dihadapinya. 

Adapun hasil karya siswa yang lain, menampakkan gambar yang sederhana ternyata dibalik itu menyimpan sebuah pengalaman yang pahit. Di balik coretan sederhana sebuah gambar, tersembunyi kisah perjuangan seorang siswa yang menginspirasi. Karya seninya, yang tampak begitu polos, ternyata menyimpan makna mendalam tentang ketegaran jiwa. Dalam coretannya, ia menggambarkan kondisi dirinya pasca mengalami kecelakaan. Kecelakaan yang awalnya terlihat sepele itu, nyatanya telah merenggut begitu banyak dari dirinya. Mimpi menjadi seorang tentara yang dulu membara kini terasa begitu jauh, digantikan oleh rasa putus asa dan marah. Cedera fisik yang dialaminya bukan hanya sekadar luka luar, melainkan juga luka batin yang dalam. Ia merasa kehilangan arah dan tujuan hidupnya.

Gambar MF (dokpri) 
Gambar MF (dokpri) 

Namun, di tengah keterpurukannya, dukungan keluarga menjadi cahaya yang menerangi kegelapan. Dengan penuh kesabaran, orang tuanya selalu ada di sisinya, memberikan semangat dan motivasi. Pelan tapi pasti, luka fisik dan emosionalnya mulai sembuh. Proses penyembuhan ini ia tuangkan dalam karya seninya, yang kini menjadi bukti nyata akan kekuatan semangat juang yang tak pernah padam. Sekarang ia telah berdamai dengan masa lalunya dan sudah memimpikan cita-cita yang lain sebagai lebaran barunya. Melalui seni, ia menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan yang selama ini terpendam dan belum pernah diceritakan sebelumnya.

Tanggapan Positif dari Siswa

Kegiatan art therapy ini mendapat sambutan positif dari para siswa. Mereka merasa senang dan lega karena memiliki kesempatan untuk mengekspresikan emosi mereka. "Saya merasa lebih tenang setelah menggambar," ujar MF, salah satu peserta. "Saya bisa meluapkan unek-unek saya yang sebelumnya terpendam."

Refleksi AF (dokpri) 
Refleksi AF (dokpri) 

Seorang siswa lain, AF juga mengungkapkan hal serupa dalam lembar refleksinya. "Saya jadi lebih paham tentang perasaan saya sendiri," katanya. "dengan meihat karyakita sediri, saya dapat menyimpulkan ada apa dengan diri saya saat ini."

Tujuan dan Manfaat Art Therapy

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membantu siswa meregulasi emosi mereka. Emosi yang tidak terkelola dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan prestasi belajar siswa. Melalui art therapy, siswa diharapkan dapat:

  • Memahami perasaan dan pikiran sendiri dengan lebih baik.
  • Mengungkapkan perasaan dengan cara yang lebih efektif.
  • Menemukan cara untuk mengatasi tekanan hidup.
  • Mengembangkan potensi diri dalam bidang seni

Rencana Tindak Lanjut

Keberhasilan kegiatan art therapy ini mendorong Dian untuk terus mengembangkan program serupa. Ke depannya, ia berencana untuk mengeksplorasi berbagai bentuk art therapy lainnya, seperti melukis, mewarnai, membuat kolase, menari, membuat puasi dan lainnya. Selain itu, Dian juga ingin melibatkan lebih banyak siswa dalam kegiatan ini.

"Saya berharap art therapy dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah emosional pada remaja," ujar Dian. "Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga dapat menjadi model bagi guru dan konselor lainnya dalam menerapkan pendekatan yang lebih holistik dalam bimbingan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun