Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena (WHO, 1989). Strok (bahasa Inggris: stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Ada dua jenis strok yang selama ini dikenal masyarakat medik di dunia, yakni strok iskemik dan stroke hemorragik.
Strok iskemik terjadi akibat aliran darah ke otak terhenti karena penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau akibat adanya pembekuan darah yang menyumbat pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mengalir ke otak. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta).
Mayoritas penyakit strok di dunia didominasi oleh strok iskemik, berdasarkan penelitian yang ada hampir 70 % penderita strok di dunia adalah jenis strok iskemik ini.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
Sedangkan strok hemorragik adalah strok akibat pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah yang normal terhambat dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus strok hemorragik terjadi pada penderita hipertensi.
Pada kategori stroke hemorragik ini dikenal dua jenis, yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
Tekanan darah rendah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau gangguan irama jantung.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan strok bisa menyerang seseorang. Sebab itu antara lain; Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, dan Migrain.
Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.
80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 700.000 penderita stroke dan hanya 1/3-nya yang bisa pulih kembali. selebihnya mengalami berbagai gangguan denngan berbagai tingkatan gangguan dari yang ringan hingga berat. Gangguan itu bisa berupa penurunan total gerakan lengan dan tungkai, bermasalah dalam daya pikir dan ingat, depresi, dan mengalami kesulitan bicara, menelan, dan membedakan antara kanan dan kiri tubuh.
Pada dasarnya strok dapat diatasi dengan berbagai cara, baik kedokteran modern maupun pengobatan alternatif. Kedua jenis pengobatan ini pada intinya sama, yakni mengembalikan fungsi otak kiri, kanan, dan tengah dengan aliran darah yang normal. Pengobatan adalah dengan membuka aliran darah ke otak.
 Pengobatan alternatif biasanya memadukan beberapa teknik, seperti; akupuntur, bekam, refleksi dan herbal atau jamu tradisional. Perpaduan beberapa teknik tersebut mampu membantu penyembuhan penderita strok. Dengan perpaduan beberapa teknik tadi memungkinkan darah kembali lancar mengaliri otak sehingga tidak ada lagi fokal otal yang tersumbat atau tidak teraliri darah.
Untuk pengobatan stroke dengan herbal atau jamu tradisional bisa gunakan beberapa ramuan tradisional di bawah.
Ramuan 1.
10 gram akar wangi, 2 rimpang temu putih, 20 gram sambiloto, 5 gram cendana, 20 gram jahe merah, 10 gram daun salam, 10 gram daun sirsak.
semua direbus dengan 600 ml air, biarkan mendidih sekira 10 menit di atas api kecil. Minum pagi hari sebelum sarapan dan malam hari. Ramuan tadi bisa digunakan untuk 3 hari.
Ramuan 2.
10 gr sambiloto, 10 gr kunyit putih, 10 gr temu putih, 15 gr kulit manggis, 10 gr daun sirsak, 10 gr daun adem ati, 5 gr meniran, 15 gr temu lawak, 5 gr jinten hitam jamu, 5 gr gambir, 10 gr daun ciplukan.
semua direbus dengan 600 ml air, biarkan mendidih sekira 10 menit di atas api kecil. Minum pagi hari sebelum sarapan dan malam hari. Ramuan tadi bisa digunakan untuk 3 hari.
Ramuan 3.
15 gr daun binahong, 10 gr daun pegagan, 5 gr cendana, 5 gr gambir, 10 gr daun suji, 10 gr daun ciplukan, 15 gr janur (daun kelapa), 10 gr daun sirih dan 5 gr batang cengkeh.
semua direbus dengan 600 ml air, biarkan mendidih sekira 10 menit di atas api kecil. Minum pagi hari sebelum sarapan dan malam hari. Ramuan tadi bisa digunakan untuk 3 hari.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H