Namun, bayangkan apabila keseriusan dalam mengerjakan skripsi tidak ada, hanya bermodal copy paste, atau bahkan bukan hasil sendiri? Lantas, apa yang kita lakukan selama empat tahun belajar di kampus, menghabiskan banyak waktu, dan uang?
Rugi sekali tampaknya, selain kita menghabiskan energi dan waktu yang sia-sia, kita juga berbohong terhadap diri sendiri, dan berbohong kepada semua orang.Â
Pertaruhan sebagai pelajar dengan level paling tinggi yang tidak semua warga Indonesia rasakan rendah sekali. Harusnya sebagai mahasiswa berani mempertaruhkan harga diri demi usaha yang betul-betul maksimal wajib dilakukan, termasuk dalam mengerjakan skripsi.
Dengan demikian, skripsi sebagai catatan sejarah sangat disayangkan jika harus dicoreng dengan etika yang buruk, yang tidak mencitrakan diri sebagai kalangan terdidik. Apalagi jika dikerjakan asal-asalan, tidak serius.
Dosen-dosen meski mereka membimbing dan memberikan pengarahan dengan baik, tetapi mereka tetap memberikan tanggung jawab penuh pada apa yang kita kerjakan, apa yang kita tulis.Â
Jadi jika sekedar lolos dari ujian dosen mungkin saja bisa atau mudah dilakukan, tetapi jika lolos dari ujian etika dan tanggung jawab itu pasti berat. Seseorang bahkan bisa hancur harga dirinya oleh apa yang ia tulis dan apa yang selama ini dipertanggungjawabkan.
Dan jika catatan sejarah ini diukir dengan baik, pasti kebanggaan akan amat tinggi. Menjadikannya sebagai sebuah mahakarya terbesar dalam hidup yang menandai proses pendidikan bagi kemaslahatan. Namun, jika sebaliknya, maka merugilah kita.
Jadi, mau menoreh tinta emas catatan sejarah ataupun mau menoreh tinta hitam catatan sejarah itu ada di tangan Anda.
Hal yang pasti, harapannya tentu ada apresiasi lebih baik bagi para mahasiswa dalam perjuangannya mengerjakan skripsi. Ini juga menjadi masalah lain, kampus bahkan tidak punya apresiasi khusus bagi mahasiswanya dalam proses pengerjaan skripsi ini.Â
Padahal melombakan skripsi terbaik, membantu menerbitkannya menjadi sebuah buku agar bisa dibaca masif banyak orang, hingga apresiasi lain patut dicoba kampus untuk merangsang keseriusan mahasiswanya dalam menulis skripsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H