Sedikit sekali pelajaran tentang rumah tangga, tentang mengelola keuangan agar tidak korupsi, jadi sangat wajar jika ada pejabat yang korupsi karena tidak bisa mengelola duit.
Sedikit sekali diajarkan mengelola emosi, kecuali hanya di ruang BK, dan itupun kalo nakal dan menunggu dipanggil. Akibatnya konflik terjadi sana-sini, kekerasan, pembunuhan, dan kriminal tiada henti karena mungkin tidak diajarkan di sekolah.
Jadi, sangat penting untuk adanya terobosan baru mengenai hal-hal penting yang harusnya dipelajari dan paradigma tersebut harusnya ada saat ini dalam diri para remaja agar masa depan Indonesia kedepan bisa lebih baik.
Lantas, apa saja kiranya pelajaran yang harusnya dipelajari yang tidak diajarkan di sekolah?
Yang Seharusnya Dipelajari
Pertama, manajemen keuangan. Pelajaran ini penting karena mau tidak mau kita harus belajar mengelola keuangan kita sendiri, harus bisa mengerti dasar-dasar manajemen keuangan, seperti bagaimana cara menabung, investasi, menyiapkan dana pensiun, dan sejenisnya.
Manajemen ini penting juga untuk kehidupan rumah tangga. Kita menyaksikan angka perceraian di tengah pandemi tinggi sekali dan mayoritas disebabkan oleh tata kelola manajemen keuangan yang lemah.
Kedua, sistem kerjasama (relationship). Sebagai makhluk sosial manusia memang sudah fitrahnya membutuhkan manusia lain, jadi penting sekali bagaimana kita menjalin hubungan/kerjasama dengan orang lain dengan baik.
Masalah-masalah seperti perselingkuhan, pengkhianatan, dan masalah lainnya seringkali terjadi dalam hubungan seseorang dengan pasangannya atau sahabat, rekan, hingga keluarganya.
Ketiga, karir. Kebanyakan siswa SMA bingung ketika ditanya apa yang akan mereka lakukan setelah tamat sekolah nanti, apakah kuliah, bekerja, atau lainnya. Getirnya, kebanyakan justru menentukan hal tersebut diakhir-akhir masa sekolah. Efeknya jelas tidak baik bagi kelangsungan karir seseorang.
Padahal jika digali dan diarahkan sejak dini, seseorang akan berfokus pada pencapaian karirnya di masa depan. Yang lebih sederhana saja misalnya dalam penentuan jurusan, siswa kadang bigung ketika akan masuk jurusan IPA, IPS, atau Bahasa. Parahnya, jika tidak sesuai passion-nya, hal tersebut bisa menjerumuskan siswa pada jurang kehancuran dan ketidakjelasan karir.