Oleh karena itu, bukan tidak mungkin jika para artis-artis yang sudah terpilih saat itu hingga kini sudah menghiasi jajaran wakil rakyat. Namun, hingga kini perannya belum terlihat. Memang budaya wakil rakyat kita seringkali demikian, sering muncul sebelum pemilu, lenyap setelah menang pemilu.
Dengan demikian, dalam konteks ini, sikap partai politik yang banyak memanfaatkan artis menunjukkan boleh jadi mereka hanya fokus pada keuntungan suara elektoral dan justru mengesampingkan pola kaderisasi di tubuh partai itu sendiri.
Akhirnya, jika partai politik hanya berpaku pada popularitas semata dan kondisi ini dibiarkan terus berlangsung tentu akan berbahaya di masa depan. Bagaimana pun kaderisasi, regenerasi, serta kualifikasi kader yang mumpuni harus diperbaiki ke depannya demi politik yang menyelamatkan rakyat. Walaupun demikian, jika para politisi artis membekali diri dengan kompetensi, bukan tidak mungkin akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H