Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012), dan Rempah Rindu Soto Ibu (Taresia, 2024). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Makan Bergizi Gratis dan Sarapan Nasi "Sisa Semalam"

8 Januari 2025   16:01 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:53 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah resmi menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto diharapkan bisa meningkatkan IQ dan minat belajar anak, serta menangani masalah stunting di Indonesia.

Program MBG juga dinilai mampu mengurangi kebiasaan siswa untuk jajan sembarangan yang kerap berisiko bagi kesehatan. Dengan adanya program MBG, siswa dapat menikmati makanan yang sehat dan bergizi setiap harinya.

Berbagai media massa memberitakan bahwa pelaksanaan awal program MBG ini masih menemui berbagai kendala, di antaranya terkait terkait makanan yang terlambat hingga tak adanya susu dalam menu makan siang. Harapannya masalah ini bisa segera diatasi agar program MBG berjalan dengan baik.

Terlepas masih adanya berbagai masalah, program MBG ini melemparkan ingatan saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Saya masuk kelas 1 SD sekitar tahun 1982. Jadi saya termasuk generasi jadul ya.

Karena keterbatasan ekonomi orang tua, saya jarang sekali sarapan saat berangkat ke sekolah. Kalaupun sarapan biasanya karena ada nasi “sisa semalam”.

Meski tak berhubungan dengan kuliner, “Sisa Semalam” pernah menjadi lagu romantis yang dirilis grup band Java Jive dan dinyanyikan ulang oleh Marcel Siahaan. Penyanyi Zaskia Gotik juga pernah menyanyikan lagu dangdut berjudul “Sisa Semalam”.

Biasanya, nasi “sisa semalam” ini ditemani lauk dan sayur “sisa semalam” juga. Kami menyebutkan “sayur nget-ngetan” atau sayur yang dihangatkan. Kadang ibu sempat menggoreng tempe atau telur dadar tipis yang kemudian dibagi empat agar bisa dibagi rata untuk sarapan anak-anaknya.

Selain jarang sarapan, saat itu saya ingat kalau ke sekolah masih nyeker alias tidak memakai sepatu. Biasanya sepatu dipakai pas hari Senin karena ada upacara bendera. Saya lupa, sampai kelas berapa jarang memakai sepatu.

Seingat saya, waktu itu sepatunya merek “Warrior”. Kaos kakinya warna putih lusuh yang kalau sudah kendor diberi pengikat gelang karet di kaki. Walaupun begitu, saat memakai sergam sekolah dan bersepatu, saya merasa jadi orang paling ganteng sedunia.

Saat itu tentu saja belum ada program MBG. Tapi sewaktu masih Taman Kanak-Kanak, sering ada pembagian bubur kacang ijo dan vitamin. Ketika masuk Sekolah Dasar, sepertinya pembagian bubur kacang ijo sudah tidak ada lagi.

Biasanya kalau ada pelajaran olah raga, karena lokasi sekolah hanya sepelemparan mangga, saya sering pulang sebentar untuk sekedar menenggak air putih dari kendi, tempat air minum dari tanah lihat. Rasanya mak nyes, dingin dan menyegarkan. Kadang teman-teman yang rumahnya jauh sering ikut ke rumah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun