"Indonesia telah menerima dukungan pendanaan hingga 73 miliar dolar AS dari Inisiatif Sabuk dan Jalan," tutur Intan.
Forum diskusi ini diinisiasi oleh Akademi Masjid Istiqlal, China Space, Pusat Kerja Sama dan Pertukaran Indonesia-China, serta Lembaga Pendidikan CNY Jakarta. Kegiatan ini didukung mitra kerja sama yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa dan OPPO (perusahaan teknologi inovatif dunia).
Diskusi ini dipandu oleh Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics, sebuah lembaga yang didirikan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), The Jakarta Post, dan Universitas Prasetiya Mulya.
Dalam sesi diskusi, peserta aktif membahas berbagai topik seperti perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pengembangan pendidikan dan sumber daya manusia, serta pembangunan berkelanjutan.
Para ahli dan akademisi berpendapat, untuk mendorong pengembangan ekonomi, kedua pemerintah harus memastikan kebijakan yang dirumuskan dan dilaksanakan dapat memberikan manfaat nyata bagi rakyat, terutama kelompok berpenghasilan rendah dan masyarakat di daerah terpencil.
Sementara itu, perwakilan PLN wilayah Jawa, Doddy Nafiudin berbagi pengalaman mengenai peran PLN dalam memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan.
Program-program yang dijalankan misalnya Proyek "Desa Harapan", program konservasi mangrove, hingga proyek pengerukan Sungai Teralat. Pada 29 Mei 2023, Yayasan Beasiswa "Harapan Annie" resmi didirikan di PLN wilayah Jawa.
"Ke depannya, proyek ini akan memperluas cakupan pendanaannya. Kami berencana mendukung lebih banyak siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi, serta memberikan penghargaan bagi para guru yang berdedikasi di daerah pedesaan yang tertinggal," pungkas Doddy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H