"Ya nggak Pak, telur gulung biasa aja."
"Ya gak bisa gitu pak. Kalau mau dibedain ya misalnya harga seribu untuk telur gulung reguler, harga dua ribu untuk telur gulung jumbo, atau harga tiga ribu untuk telur gulung super jumbo," saran Paijo.
"Gitu ya pak," kata penjual.
"Iya. Jangan berdasarkan miskin kaya, riweh itu. Emang kalau penampilan rapi pasti orang kaya? Lha saya aja belum bisa nebus KTP saya yang ditahan pemilik Warteg," kata Paijo.
"Oh gitu ya Pak."
"Iya. Kalau nggak ya harganya tetap tapi ukurannya dikecilin, atau harganya naik tapi jangan banyak-banyak. Misalnya lima ribu dapat empat tusuk telur gulung," saran Paijo.
Penjual telur gulung mengangguk-anggukkan kepala. "Jadi gimana Pak, jadi pesan gak ini?"
"Gak jadi, mau beli di tempat lain aja."
Depok, 4 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H