Selanjutnya, sang motivator mengibaratkan masalah itu sebagai rambut. Jadi kalimat itu bisa menjadi, "Seberat apapun masalahmu, jangan lupa diatasi atau diselesaikan."
Seperti masalah kalau tidak dirawat atau diselesaikan bisa seperti rambut terus tumbuh, gondrong, ketombean, bahkan bisa kutuan. Akibatnya, kepala jadi gatal dan kita tidak bisa tidur nyenyak.
Datang ke tempat pangkas rambut bisa menjadi awal untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita bisa memangkas atau merapikan rambut, modelnya sesuai selera: sekedar merapikan, potong pendek, potong cepak, atau tampil beda dari gaya rambut biasanya.
Ongkosnya sama saja, kecuali potong botak licin atau ditambah potong kumis dan kerok jenggot. Di tempat pangkas rambut kita pun bisa jadi dewasa, karena tarif pangkas rambut biasanya hanya dibagi dua: Dewasa dan anak-anak.
Terkait penyelesaian masalah, datang ke tempat pangkas rambut ini bisa diartikan mendatangi orang yang tepat untuk membantu menyelesaikan masalah. Misalnya ke berbicara dari hati ke hati dengan orang terdekat, musyawarah dengan keluarga, curhat pada teman yang dipercaya, konsultasi dengan ahlinya, dan lain-lain.
Saat mendatangi tukang cukur, selain masalah rambut bisa dirapikan, kadang ada bonus seperti pijat gratis di bagian leher dan kepala untuk relaksasi. Keluar dari tempat pangkas rambut, kepala terasa lebih enteng.
Namun segala usaha tentunya harus disertai doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu tukang cukur di tempat ini dengan bijak menyandingkan tulisan: "Seberat apapun masalahmu, jangan lupa dicukur"Â dengan poster bertuliskan, "Bukan kita yang hebat, tapi karena Allah yang memudahkan urusan kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H