Sudah pernah naik kereta bandara? Belum. Jawaban itu sebenarnya cukup memalukan karena saya sering mengaku sebagai roker (rombongan kereta) dan TRAINer (penumpang kereta).
Nah, pada hari Rabu (22/3/2018) saya mendapat peluang naik kereta bandara dari Bandara Soekarno-Hatta (SHIA) Cengkareng. Kebetulan saya pulang numpak motor mabur dari Semarang selepas tugas kantor di Temanggung, Jawa Tengah.
Perjalanan pulang dari bandara ke rumah saya di Depok kan bisa santai. Beda dengan perjalanan dari rumah ke Bandara SHIA yang sampai saat ini lebih mengandalkan bus bandara.Â
Pasalnya, perjalanan dari Depok menuju Stasiun Sudirman Baru lebih efektif naik KRL. Di jam-jam sibuk, KRL disesaki para pekerja. Jadi harus berebut dan resiko dipisuhi penumpang kalau bawa barang bawaan segede gaban.
Begitu turun di Stasiun Sudirman harus bersabar mengantri ke luar stasiun dan jalan kaki ke Stasiun Sudirman Baru. Eh sudah cek jadwal dan pesan tiket belum? Nanti di tiba di bandara ke terminal pemberangkatan transit pakai kereta layang ya? Kalau ada gangguan sinyal bagaimana?
Bayangan-bayangan itu masih menghantui dan membuat saya was-was untuk naik Kereta Bandara ke SHIA. Takut ketinggalan pesawat jadi alasan utama. Apalagi belum ada film: Arini, Masih ada Pesawat yang Akan Lewat. Halah. Akhirnya pada bus bandara saya mendamparkan pilihan. Tinggal naik, bayar di atas, dan tidur.
Karena perjalanan pulang ke Depok dari SHIA bisa santai, saya bertekad naik kereta bandara. Tapi opini teman serombongan menggoyahkan niat saya. Pesawat kami tiba di SHIA selepas maghrib. Jam segini KRL penuh bro, kata teman saya. Apa nggak repot transit ke Stasiun Sudirman, mending naik bus bisa tidur. Dicek dulu jadwalnya, dah pesen tiket belum?
Saat bimbang, dari kejauhan terlihat Bus Hiba Utama menuju Depok melambai-lambai. Kondisi lelah membuat saya menyerah. Saya dan teman menghadang bus itu. Untung saja perjalanan sangat lancar, hanya sedikit terhambat di Jalan Raya Margonda.Â
Pada hari minggu (1/4/2018) kuturut ayah ke kota, eh saya kembali mendapat kesempatan naik bandara dari SHIA. Pesawat udara yang saya naiki mendarat sekitar 11.20 WIB. Kesempatan kali ini jangan sampai gagal. Apalagi saya punya misi mereview atau membuat puisi di atas kereta bandara.
O iya, saya kan belum pesan tiket. Saya cek jadwal eh ternyata yang tersedia pemberangkatan pukul 13:35 WIB. Ealah masih lama, sementara keluarga di rumah sudah menunggu. Eh dari kejauhan kok ya Bus Hiba utama mak jegagik datang menggoda iman. Saya pun kembali terdampar di bus menuju Depok.Â
Nampaknya ulasan mengenai kereta bandara kembali tertunda. Eh ini kan semacam ulasan juga mengapa orang jadi batal naik kereta bandara.Â
Salam Halah
Depok, 3 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H