Pertanaman di Desa Cabawan, Tegal, gagal karena terendam oleh rob air laut sampai berhari-hari, dan menyisakan lebih kurang hanya 5 persen dengan produksi hanya 2.4-4 ton per hektar. Di desa lain juga terkena rob air laut tapi tidak separah di Desa Cabawan. Hasil ubinan pada lahan yang tidak terkenan rob di desa Desa Pesurungan Lor sebesar 7.7 ton GKP per hektar.
"Harus digarisbawahi bahwa lahan salin di Cilacap, Kebumen dan Tegal yang terkena rob selama ini tidak bisa ditanami padi, atau puso bila ditanami padi. Karena itu, produktivitas 'Inpari Unsoed79 Agritan' pada lahan-lahan tersebut sebesar 1.5-2.5 ton GKP per hektar sudah cukup baik," terang Suprayogi.
Sementara di Kabupaten Pemalang, pengembangan padi "Inpari Unsoed79 Agritan" di Desa Nyamplungsari seluas lebih kurang 100 hektar berhasil sangat baik. Pertanaman sempat terkena rob tapi bisa pulih kembali karena tanaman tidak tergenang. Hasil ubinan rata-rata 8 ton GKP per hektar.
Terlepas dari hasil yang berbeda-beda di empat Kabupaten, petani mengakui bahwa varietas  ini bagus penampilan tanamannya dan produksinya tinggi, serta tahan salin. "Hasil uji pengembangan di empat Kabupaten dapat disimpulkan bahwa padi ini disukai petani, toleran salin tapi tidak tahan genangan rob air laut," ungkap Suprayogi.
Hal ini diamini oleh Cokrowolo, Ketua Kelompok Tani Sido Makmur Desa Nyamplungsari yang mengungkapkan hasil panen padi Unsoed 79 di lahan salin desa Nyamplungsari sebanyak 8,7 ton/hektar dan 8,5 ton/hektar untuk lahan padi ubinan. Namun demikian, tidak  semua lahan menghasilkan panen sebanyak itu.
"Hasilnya sudah terbukti meningkat karena hasil sebelumnya rendah. Jangankan 8 ton, untuk mencapai 5 ton susah. Dengan varietas baru ini mudah-mudahan bisa meningkatkan hasil produksi dan taraf ekonomi petani," katanya.
Menurut Cokrowolo, hasil panen padi Unsoed 79 di lahan normal juga tidak kalah dengan padi Ciherang. Kualitas berasnya juga super. Ia berharap padi ini bisa terus dikembangkan karena sudah terbukti hasilnya bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H