KRL yang hendak memasuki stasiun Manggarai sering tertahan lama. Dampak antrian mulai meluas hingga ke Stasiun Pasar Minggu. Beberapa penumpang KRL sering menyebut area terdampak antrian sebagai Segitiga Bermuda. Mungkin karena terlalu lama tertahan jadi banyak penumpang KRL dehidrasi lalu berhalusinasi.
Kawasan Segitiga Bermuda yang terletak di Samudera Atlantik banyak menyimpan misteri. Segitiga Bermuda dianggap sebagai tempat paling misterius dan sangat ditakuti oleh para pelaut. Kapal laut bahkan pesawat terbang bisa raib jika melintasi kawasan tersebut.
Selain wilayah Segitiga Bermuda, ada juga yang menyebut area terdampak antrian stasiun Manggarai sebagai blankspot. Karena tertahan lama, jika sudah melihat Stasiun Manggarai rasanya lega dan kalau perlu bikin syukuran.
Ada juga yang mengatakan jika Stasiun Manggarai angker dan perlu diruwat. Mungkin ada makhluk halus yang gentayangan dan nongkrong di rel karena rumahnya dibongkar. Jadi perlu digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dong di peron stasiun. Atau panggil saja tim pemburu hantu untuk tayang live di televisi swasta.
Stasiun yang melayani jalur di empat penjuru mata angin memang menghadapi masalah pelik. Stasiun ini harus melayani KRL dari arah Bogor, Jakarta, Tanah Abang dan Bekasi. Belum lagi Kereta Jarak Jauh yang melintas menuju Stasiun Gambir. Sementara jalur yang ada belum bertambah.
Makanya operator berusaha keras mengurai antrian ini. Termasuk menurut kabar burung, operator sedang menerapkan formula baru, yang ternyata belum terlihat efeknya.
Angka 13
Saya beranggapan istilah Segitiga Bermuda, blankspot atau angker, hanyalah semacam guyonan pelipur lara dari penumpang yang sudah pegal berdiri lama karena KRL yang dinaiki tertahan antrian masuk Stasiun Manggarai. Tapi pagi tadi saat KRL yang saya naiki (tentu saja setelah lama tertahan antrian) masuk ke Stasiun Manggarai, mata saya terpaku pada lihat plang bertuliskan: Manggarai +13M. Nuansanya kok bertambah horor.
Banyak orang berangggapan angka 13 sebagai angka keramat yang membawa kesialan. Angka 13 bernuansa mistis dan juga horor, apalagi jika jatuh tepat di hari Jumat. Coba tonton saja film seri Friday 13th. Kalau film versi Indonesia: Malam Jumat Kliwon. "Satenya dua ratus tusuk bang!"
Kalau angka 13 bisa bicara pasti akan baper. “Salah saya apa kok dianggap membawa kesialan?” tulis angka 13 di akun facebooknya. Tapi bagaimana lagi memang begitulah mitos yang berkembang luas.
Padahal saya tidak mengidap triskaidekafobia, ketakutan terhadap segala sesuatu yang berbau angka 13. Tapi di beberapa tempat seperti lift atau kamar hotel ada yang meniadakan angka 13. Gantinya, setelah angka 12 langsung loncat ke angka 14 atau 12B. Mungkin buat buang sial ya.
Mungkin Stasiun Manggarai juga harus ganti plang menjadi Manggarai +12,9M. Kalau Manggarai +12B kan nggak mungkin, nanti banyak yang bertanya itu ukuran apa? Di luar unsur-unsur mistis, sepertinya plang stasiun juga perlu diupdate. Benarkah Manggarai itu benar-benar berada +13M dari ketinggian permukaan air laut?
Bukankah beberapa peneliti bilang kalau Jakarta perlahan-lahan ambles. Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Robert M Delinom, pada diskusi publik "Mitigasi Banjir dan Longsor " di LIPI, Jakarta, Selasa (26/3/2013) mengatakan penyedotan air tanah secara berlebihan terbukti menyebabkan tanah di beberapa lokasi di Jakarta ambles hingga 25 sentimeter per tahun.
Dengan pengukuran terbaru, mungkin posisi Stasiun Manggarai bisa berubah dibawah angka +13M atau jangan-jangan malah +14M. Jadi nuansa horornya berkurang. Halah.
Tapi yang pasti perlu usaha dan rekayasa yang cerdas dan sigap untuk mengurai kondisi darurat antrian Manggarai. Atau Presiden perlu mengeluarkan Perpu untuk mengatasi antrian masuk stasiun Manggarai?
Commuterline-Thamrin, 26 Mei 2016
Salam Halah
*SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H