Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kutukan Segitiga Bermuda di Stasiun Manggarai +13 M

26 Mei 2016   12:23 Diperbarui: 26 Mei 2016   12:46 5454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Stasiun Manggarai juga harus ganti plang menjadi Manggarai +12,9M. Kalau Manggarai +12B kan nggak mungkin, nanti banyak yang bertanya itu ukuran apa? Di luar unsur-unsur mistis, sepertinya plang stasiun juga perlu diupdate. Benarkah Manggarai itu benar-benar berada +13M dari ketinggian permukaan air laut?

Bukankah beberapa peneliti bilang kalau Jakarta perlahan-lahan ambles. Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Robert M Delinom, pada diskusi publik "Mitigasi Banjir dan Longsor " di LIPI, Jakarta, Selasa (26/3/2013) mengatakan penyedotan air tanah secara berlebihan terbukti menyebabkan tanah di beberapa lokasi di Jakarta ambles hingga 25 sentimeter per tahun.

Dengan pengukuran terbaru, mungkin posisi Stasiun Manggarai bisa berubah dibawah angka +13M atau jangan-jangan malah +14M. Jadi nuansa horornya berkurang. Halah.

Tapi yang pasti perlu usaha dan rekayasa yang cerdas dan sigap untuk mengurai kondisi darurat antrian Manggarai. Atau Presiden perlu mengeluarkan Perpu untuk mengatasi antrian masuk stasiun Manggarai?

Commuterline-Thamrin, 26 Mei 2016

Salam Halah

*SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun