Bapak tersebut bercerita kepada Yunita, "Sekarang uda sepi banget, susah buat dapet penumpang. Tarif pun biasa cuma Rp5.000, kalau pulang pergi ya Rp10.000."
Lalu Yunita bertanya kepada bapaknya, "Kan Malioboro gini rame pak, kok bisa sepi?" lalu bapak itu menjawab, "Iya, orang uda jarang yang mau naik becak goes tenaga manual (manusia). Banyak yang pilih becak bertenaga mesin (motor)."
Dan di zaman sekarang yang serba mahal, bapak pengemudi becak tersebut berjuang dengan tarif yang sangat murah. Beliau memberi harga yang sangat murah kepada sang influencer, Yunita, untuk jasanya mengayuh becak bolak-balik dari Malioboro - Bakpia Pathok - Malioboro yang hanya dihargai seharga Rp10.000 saja.
Perbedaan peminatan ini banyak sekali yang terlihat di mana saja. Seperti misal di daerah Malioboro, ada banyak pengemudi becak yang berlalu-lalang di jalanan membawa penumpang tetapi hampir semuanya menggunakan tenaga mesin atau becak motor.
Sedangkan, para pengemudi becak tradisional hanya duduk-duduk saja di pinggir jalan di dalam becaknya sambil berbincang dengan teman di sebelahnya selagi menunggu penumpang.
Sebenarnya alasan mereka, para pengemudi becak, untuk mengganti becak tradisionalnya menjadi becak motor ialah karena para pengemudi becak motor mengaku sudah tidak kuat mengemudikan becak kayuh, karena rata-rata pengemudi becak adalah orang yang sudah tua.
Oleh karena itu, mereka akhirnya beralih menggunakan becak motor untuk mencari nafkah. Dan alhamdulillah masyarakat sekitar dan wisatawan menjadi sangat antusias dengan adanya becak motor ini. Masyarakat dan wisatawan cenderung menjadi lebih sering menggunakan jasa para pengemudi becak motor.
Tetapi tidak semua pengemudi becak tradisional bisa atau mampu merubah becaknya menjadi becak bertenaga mesin atau becak motor. Karena sebagian dari mereka belum memiliki cukup biaya untuk merubah becaknya sehingga mereka memilih untuk tetap memakai becak tradisional sebagai alat untuk mencari nafkah sehari-hari.
Dan dari sudut pandang Pemerintah sendiri mungkin di satu sisi mereka mendorong dengan adanya perubahan dari becak tradisional ke becak motor ini karena alasan kemanusiaan, efisiensi, dan modernisasi transportasi.
Ini bisa termasuk meningkatkan keamanan pengendara dan penumpang, mengurangi polusi udara, serta meningkatkan mobilitas.
Tapi di sisi lain, karena becak tradisional memiliki nilai warisan budaya yang penting yang sudah ada sejak lama, Pemerintah mungkin juga mempertimbangkan cara untuk memelihara nilai-nilai budaya tersebut serta juga memperhatikan keamanan dan kesejahteraan pengguna dan lingkungan.