Di jaman sekarang, teknologi sudah mulai berkembang serta ide-ide masyarakat juga mulai bermunculan. Fenomena tergantikannya becak tradisional ke becak motor inilah yang telah menjadi bukti dari berkembangnya teknologi serta munculnya ide masyarakat.
Fenomena ini telah menjadi suatu fenomena yang sepertinya perlahan bisa menutup kesempatan para pengemudi becak tradisional untuk terus berjalan. Banyak pengemudi becak tradisional yang saat ini sering menganggur atau tidak mendapat penumpang. Bahkan ada yang menunggu penumpang hingga ketiduran.
Peminatan penggunaan becak tradisional sudah banyak menurun. Masyarakat atau wisatawan kebanyakan lebih memilih untuk menggunakan jasa becak motor ketimbang becak tradisional. Hal ini bisa terjadi oleh beberapa faktor, termasuk perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan masyarakat.
Karena becak motor lebih cepat, lebih nyaman, dan lebih efisien dalam transportasi, sehingga banyak orang memilihnya daripada becak tradisional yang lebih lambat dan melelahkan. Selain itu, regulasi pemerintah dan perubahan sosial juga dapat memengaruhi pergeseran preferensi ini.
Selain itu, becak motor juga dapat menjadi alternatif transportasi yang lebih terjangkau dan praktis bagi masyarakat, terutama di daerah perkotaan di mana ruang dan kecepatan menjadi faktor penting.
Namun, tergantikannya becak tradisional oleh becak motor memiliki dampak yang signifikan bagi para pengemudi becak tradisional dan komunitas yang bergantung pada mereka.
Pengemudi becak tradisional mungkin kehilangan pekerjaan atau pendapatan mereka karena berkurangnya permintaan dan peminatan dari becak tradisional. Selain itu, kehilangan becak tradisional juga bisa menyebabkan hilangnya warisan budaya dan identitas lokal yang terkait dengan kendaraan tradisional tersebut.
Seperti pada reels di akun instagram influencer bernama @Yunitakariman.official, ada seorang bapak pengendara becak tradisional yang terkena dampak dari adanya becak motor.
Bapak tersebut bercerita kepada Yunita, "Sekarang uda sepi banget, susah buat dapet penumpang. Tarif pun biasa cuma Rp5.000, kalau pulang pergi ya Rp10.000."
Lalu Yunita bertanya kepada bapaknya, "Kan Malioboro gini rame pak, kok bisa sepi?" lalu bapak itu menjawab, "Iya, orang uda jarang yang mau naik becak goes tenaga manual (manusia). Banyak yang pilih becak bertenaga mesin (motor)."
Dan di zaman sekarang yang serba mahal, bapak pengemudi becak tersebut berjuang dengan tarif yang sangat murah. Beliau memberi harga yang sangat murah kepada sang influencer, Yunita, untuk jasanya mengayuh becak bolak-balik dari Malioboro - Bakpia Pathok - Malioboro yang hanya dihargai seharga Rp10.000 saja.
Perbedaan peminatan ini banyak sekali yang terlihat di mana saja. Seperti misal di daerah Malioboro, ada banyak pengemudi becak yang berlalu-lalang di jalanan membawa penumpang tetapi hampir semuanya menggunakan tenaga mesin atau becak motor.
Sedangkan, para pengemudi becak tradisional hanya duduk-duduk saja di pinggir jalan di dalam becaknya sambil berbincang dengan teman di sebelahnya selagi menunggu penumpang.
Oleh karena itu, mereka akhirnya beralih menggunakan becak motor untuk mencari nafkah. Dan alhamdulillah masyarakat sekitar dan wisatawan menjadi sangat antusias dengan adanya becak motor ini. Masyarakat dan wisatawan cenderung menjadi lebih sering menggunakan jasa para pengemudi becak motor.
Tetapi tidak semua pengemudi becak tradisional bisa atau mampu merubah becaknya menjadi becak bertenaga mesin atau becak motor. Karena sebagian dari mereka belum memiliki cukup biaya untuk merubah becaknya sehingga mereka memilih untuk tetap memakai becak tradisional sebagai alat untuk mencari nafkah sehari-hari.
Dan dari sudut pandang Pemerintah sendiri mungkin di satu sisi mereka mendorong dengan adanya perubahan dari becak tradisional ke becak motor ini karena alasan kemanusiaan, efisiensi, dan modernisasi transportasi.
Ini bisa termasuk meningkatkan keamanan pengendara dan penumpang, mengurangi polusi udara, serta meningkatkan mobilitas.
Tapi di sisi lain, karena becak tradisional memiliki nilai warisan budaya yang penting yang sudah ada sejak lama, Pemerintah mungkin juga mempertimbangkan cara untuk memelihara nilai-nilai budaya tersebut serta juga memperhatikan keamanan dan kesejahteraan pengguna dan lingkungan.
Ini bisa mencakup pengaturan khusus atau program pemeliharaan untuk menjaga keberlangsungan becak tradisional sebagai bagian dari warisan budaya lokal.
Nah, bagi kalian para pembaca, sampai di sini apakah kalian menjadi lebih tertarik dengan becak bertenaga mesin yang lebih cepat? atau mungkin kalian lebih tertarik terhadap keaslian warisan budaya lokal yaitu becak bertenaga manusia?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI