Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peduli Pada Bunuh Diri!

9 Desember 2009   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merebaknya kasus bunuh diri sekarang membuat kita perlu was-was juga. Khawatir orang-orang terdekat kita melakukan perbuatan tak terpuji itu. Ngeri juga kalau itu terjadi sama kita! Wuis!

Kasus Ice Juniar disinyalir karena penyakit insomnia akut yang menderanya. Kedatangannya ke Jakarta pun untuk mengobati penyakitnya itu. Sedangkan Reno, pria yang juga bunuh diri di hari yang sama disinyalir bermasalah dengan pernikahannya. Namun perlu diingat kedua orang tersebut bukan berasal dari keluarga yang berekonomian rendah. Bahkan Reno sempat menyelesaikan kuliahnya di Australia loh.

Pesoalan hidup memang datang silih berganti. Cara memanage masalah setiap individu pun berbeda-beda. Ada yang pake cara kekerasan (contohnya mukulin bantal dan guling). Ada yang pake cara teriak-teriak di pantai. Ada yang pake cara makan yang banyak hingga berporsi-porsi. Begitulah sosok manusia yang berbeda-beda.

Banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya bunuh diri. Salah satunya ya peduli. Sikap peduli dan empati terhadap lingkungan sekitar nyatanya mampu menyingkirkan rasa ini. Memberi senyum pada tetangga sebelah kamar, menyapa dan bertandang ke kamarnya adalah hal-hal yang bisa dilakukan.

Nah, jangan sampai ketika ada teman yang jarang ngomong (pendiam). Sulit bersosialisasi kita ikut-ikutan menjauhi. Memang sih gak enak kalau kita sudah berupaya menyapa dia membalas hampa. Kita sudah memberi senyum dia malah manyun. BT luar biasa rasanya.

Namun cobalah untuk memahami. Lama-lama dia lumer juga kok. Contohnya, dulu waktu aku kuliah. Ada teman yang super duper diem, menarik diri, gak peduli sama orang sekitarnya. Otomatis dia kita jauhi dong! Termasuk aku...Namun ada teman yang berasal dari Papua yang mampu akrab dengannya. Kita heran dan terkuaklah rahasia dia sesungguhnya. Beberapa dari kita akhirnya berteman dengan dia.

"Manusia itu cenderung berkelompok dan memilih-milih karakter orang yang sesuai dengan dirinya"

Kira-kira begitu. Sehingga ketika karakter seseorang berbeda jauh. Hubungan pun jauh. Contohnya ya aku ini, aku akan jauhi karakter-karakter orang yang bertampang serius, omongannya serius banget, susah diajakin senyum. Soalnya karakter begitu bukan gw banget lah.....ha...ha...

Sikap peduli juga bisa dilakukan dengan mengirim sms, tanya kabarnya? Atau kirim email, komentar di Facebook/Twitter. Atau setidaknya komentar di blogku ini. Itu bagian dari sebentuk perhatian seseorang. Jika ia memposting sesuatu yang terkait dengan dirinya, kenapa tidak kita berkomentar. Memberikan sebentuk empati (kalau postingannya berdarah-darah ataupun penuh gembira).

Selain peduli, sikap lain yang bisa dilakukan adalah memberikan semangat pada diri sendiri dan orang lain. Jika kita punya masalah yang berat (sampe gak bisa diangkat sendiri). Kenapa gak mencoba bercerita? Semangat dalam bercerita pada orang-orang yang bisa dipercaya. Nyatanya mampu memberikan keringanan tersendiri. Yang dicurhati selain jangan ember beri semangat juga dong!

Memberikan semangat pada diri sendiri dan orang lain bisa dilakukan dengan beberapa hal. Salah satunya dengan musik (maklum aku tipe musikal). Kalau biasanya dirundung masalah kita suka mendengarkan lagu-lagu yang berurai air mata. Kenapa gak kita coba untuk mendengarkan lagu-lagu yang bertaburan senyum gembira. Kalau begitu suasana hati akan terbawa. Dan kita akan menganggap bahwa hidup ini tak seberat yang kita bayangkan.

Berjoged-joged riang di kamar sendiri (pura-pura jadi penyanyi). Sah-sah saja dilakukan. Selama itu tak mengganggu. Serta hal-hal gokil (asik, unik dan yang terpenting tidak mengganggu)

Kadang kita akan memberikan aplaus (tepuk tangan: betul gak ya nulisnya) pada orang-orang yang rajin di rumah, belajar dan tidak bersoasialiasi. Padahal belum tentu itu yanga terbaik. Barangkali dia akan sulit berekpresi. Minim percaya diri. Ujung-ujungnya kalau tidak bisa bertahan pada masalah, ia akan bunuh diri.

Sebagai guru, aku mencoba untuk menggali karakter anak-anak. Semua anak berbeda karakternya (namanya juga manusia). Meskipun ada beberapa anak yang introvert tapi tak lekas kita suburkan keintrovertnya. Perlu dibenturkan dengan keadaan yang bertolak belakang (Namun dibimbing dan disemangati loh! Bukan dicaci apalagi dimaki). Sehingga ketika dia menemukan hal yang bertolak belakang setidaknya ia pernah merasakan. Dan tidak lekas mengambil jalan pintas.

"Tuhan gak akan memberikan cobaan yang gak bisa ditanggulangi umatnya."

Yap, setiap manusia (sekali lagi) memiliki masalah sendiri-sendiri. Tapi Tuhan kan sudah janji gak akan memberikan masalah yang tak sesuai dengan kemampuan umatnya. Namun kadang kita menganggap masalah kita yang rumit seperti bukit yang tak kunjung usai penyelesaiannya. Mumpung akan pergantian tahun, kita perbaiki yuk!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun