Apa yang akan kamu lakukan jika melihat kecoa? Sebagian histeris kali ye…. Sebagian lagi mungkin lari terbirit-birit. Dan sebagian lagi memburunya…
Di kelas 1 Bangsa, melihat binatang aneh adalah hal yang menakjubkan. Jika berkebun tiba, sambil menyiangi tanaman kangkung, anak-anak akan mencari-cari binatang-binantang yang mungkin bagi orang dewasa adalah binantang dalam taraf menjijikkan.
Maka ketika tanah digemburkan, akan didapatkan cacing, kaki seribu dan larva kumbang. Sebagian anak-anak akan berebutan meminta, sebagian lagi akan berteriak. Selain binatang itu, di sela-sela rimbunan daun kangkung, akan muncul binatang pemakan daun yang sungguh menakjubkan. Akan ada, berbagai jenis kepik: mulai dari kepik emas, kepik merah, kepik cokelat, kepik merah hingga ladybug yang indah dan mempesona.
Di saat itulah banyak sekali pembelajaran yang keluar. Jika farming/berkebun, semua aspek pembelajaran akan terlaksana, konsep berhitung, besar kecil, bahasa, science, reliji, sosial hingga seni akan terlaksana tanpa terasa.
Maka… saat di meja Ghean ditemukan kecoa. Apa yang terjadi?
Pagi itu, seperti biasa anak-anak akan melakukan kegiatan pagi. Ada yang mengerjakan sholat Dhuha, ada yang mengerjakan Diary Writing dan kegiatan pagi lainnya. Suasana pagi juga diiringi dengan belajar qiroati pada guru kelas disela-sela mengawasi anak-anak dalam melaksanakan kegiatan pagi.
Ghean, akan mengerjakan Diary Writing, menuliskan sesuatu yang terjadi padanya kemarin. Dia pun mengambil meja lipatnya yang dua hari kemarin tersusun rapi di sudut kelas. Dia membuka perlahan kaki meja lipatnya. Sesuatu membuat matanya terbelalak…. Dia berteriak,
“Ada kecoa…”
Jika biasanya anak perempuan berteriak histeris, ini tidak terjadi. Selain sebagian khusyuk dengan kegiatan paginya. Sebagian lagi sudah mengerubungi meja Ghean ditambah beberapa anak laki-laki lainnya.
“Ada dua. Ada dua…” teriak Ammar. “yang satu besar…Yang satu lagi kecil. Itu anaknya,” lanjutnya menyimpulkan.Yang lain mengangguk.
Dua kecoa itu bersembunyi di tempat pensil. Tidak bereaksi apa-apa meski suara ribut anak-anak terdengar membahana. Ghean tanpa takut menyentuh badan kecoa yang besar, yang membuat sang kecoa terbangun dari tidurnya…
Barulah suara histeris terdengar, “ Kecoanya kabur…kecoanya kabur! “ Beberapa anak sibuk mengamati kecoa yang dengan cepat melintas. Takut kecoa itu kabur. Beberapa lagi histeris, ini yang perempuan. Beberapa lagi mengambilnya, Ammar ada di lini terdepan. Dengan hati-hati ia mengambil antena panjang kecoa namun gagal. Lalu suara histeris keluar lagi. Mencoba ditangkap dan gagal lagi, suara histeris akan keluar lagi. Sang kecoa berjalan cepat ke arah genting. Anak-anak hanya bengong karena tidak mampu menjangkau ke arah genting. Aku bangkit, kebetulan antrian qiroati telah usai. Lalu aku bertanya di mana kecoa itu, anak-anak memberitahu kalau kecoa itu bersembunyi di balik kayu. Setelah kulihat, cepat kuambil kecoa itu. Anak-anak bersorak dengan riang. Lalu kecoa itu ditempatkan kembali di tempat pensil meja lipat Ghean. Disandingkan dengan anak semata wayangnya.
Besoknya, anak-anak akan melihat kecoa itu lagi. ‘Bermain’ padanya. Sesudah itu dimasukkan kembali di wadah pensil meja lipat Ghean. Dari situlah pembelajarn timbul. Seperti apa kecoa itu? Kenapa kecoa tergolong binatang menjijikkan? Ternyata kecoa memiliki keluarga juga. Kecoa juga perlu istirahat. Dan setelah memegang kecoa dipersilahkan untuk cuci tangan. Coba saat Ghean melihat histeris kecoa, kita datang dan membunuh langsung si kecoa. Apa yang terjadi selain sang kecoa mati? Pembelajaran yang seru juga akan mati!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H