Mohon tunggu...
Healthy

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran Penyakit Berbasis Web

28 September 2016   14:25 Diperbarui: 28 September 2016   14:46 3519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada peta A dan B, terdapat marker yang menunjukkan lokasi instansi kesehatan dalam sistem. Jika pada peta di klik marker akan menghasilkan munculnya info window berupa nama, alamat dan foto dari instansi kesehatan. Peta C menunjukkan menu bar yang berfungsi melakukan proses pencarian penyakit. Tersedia juga dalam peta adanya data filter yang berupa periode waktu yaitu tanggal mulai dan tanggal berakhir kasus, umur yang digunakan untuk mencari data sesuai umur pasien. Filter wilayah pada peta menggambarkan  provinsi,  kabupaten,  dan  kecamatan.  Filter  nama  penyakit  dibuat dengan sistem  check  box  untuk  menampilkan  jenis  data  penyakit. Tampilan peta D disebut peta Circle ini digunakan untuk memberi informasi detail penyebaran penyakit dengan menggunakan koordinat tempat tinggal dari pasien. Peta ini juga dilengkapi dengan fitur pencarian area terluar dari kumpulan titik-titik kasus penyebaran per kecamatan.

Sistem informasi geografi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Meurut (Setiawan, 2015) kelebihan penggunaan sistem informasi geografi (SIG) adalah: 1. Dapat melakukan pengolan  data dengan format yang lebih baik, 2. Mengelola data dengan biaya murah dibandingkan dengan survei lapangan, 3. Data dapat diubah dan diambil dangan cepat karena tersimpan dalam file computer, 4. Data yang berbentuk spasial dan non spasial dapat dikelola secara bersama-sama, 5. Analisa dapat dilakukan secara efisien, 6. Data yang sulit diolah secara manual dapat diolah computer dan bisa ditampilkan secara tiga dimensi, 7. Data berbentuk gambar, peta atau bagan dapat diperoleh secara cepat dan tepat, 8. Mengolah dan menganalisa data, seperti mengubah, menambah atau menghapus tanpa mengganggu data lain yang telah disusun. Adapun kekurangan SIG adalah: 1. Tidak banyak diketahui oleh masyarakat awan, 2. Jika terjadi kerusakan pada software pengolah data dapat mengakibatkan hilangnya data yang belum sempat tersimpan, 3. Peralatan yang dibutuhkan relatif mahal, 4. Hampir semua data diolah dengan menggunakan computer.

Dengan demikian penggunaaan sistem informasi geografi (GIS) berbasis web sangat direkomendasikan penggunaannya dalam membantu peningkatan pelayanan kesehatan salah satunya dalam layanan keperawatan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

ESRI. (2011). Early Detection and Response to Infectious Disease Table of Contents. New york street. Retrieved from www.esri.com

GIS Best Practices. (2011). Early Detection and Response to Infectious Disease. Nurwegia

Krisna, K. P. A., Piarsa, I. N., Buana, P. W. (2014). Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran Penyakit Berbasis Web, 2(3), 271–279. Retrieved from http://ojs.unud.ac.id/index.php/merpati/article/view/17896

Kurniadi, A. (2011). Sistem Informasi Geografis Guna Pemetaan Data Kejadian Penyakit untuk Keperluan Surveilans dan Kewaspadaan Dini Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. Jurnal Dian, 11(1), 10–25. Retrieved from http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/683

Milinovich, G. J., Williams, G. M., Clements, A. C. A., Hu, W., & Grove, K. (2014). Internet-based surveillance systems for monitoring emerging infectious diseases. The Lancet Infectious Diseases, 14(2), 160–168. http://doi.org/10.1016/S1473-3099(13)70244-5

Nygarird, K., Werner-Johansen, S. Ronsen, D. A. Caugant, S., A. Kanestrom, E. Ask, J. Ringstad, R. degard, T. Jensen, T. Krogh, E. A. H., & E. Ragnhildstveit, I. S. Aaberge, and P. A. (2010). An outbreak of legionnaires disease caused by long-distance spread from an industrial air scrubber in Sarpsborg, Norway. Retrieved from www.pubmed.gov

Oloyede - Kosoko, S. O and Akingbogun, A. A. (2013). Geospatial Information In Public Health : Using Geographical Information System to Model the Spread of Tuberculosis Geospatial Information In Public Health : Using Geographical Information System to Model the Spread of Tuberculosis, 6–10. Retrieved from http://www.fig.net/resources/proceedings/fig_proceedings/fig2013/papers/ts03d/TS03D_kosoko_6313.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun