Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyanyian Kepodang Ditawan Rimba (Musikalisai Puisi)

17 Juni 2016   21:35 Diperbarui: 17 Juni 2016   21:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Aku merindu senandung di gigir rimba

dengan lumat ku apung kicauan kepodang

pada cabang  yang sepah di pucuk musim

setelah kemarim punah diamuk api

aku terkasip  membedak wajah belantara

sehingga tangan – tangan tak berakhlak

menebar asap.  namun pada musim ini

 kita adalah embun basahi, tanah yang kering

ranting telah kuncup di ceruk rimba

buaian angin menampar  wajah –wajah lelah

terpaannya menggilir  hingga ke jantung awang

sedangkan di langit pula haru  berdeham

di rimba,

seperti tumpukan  kabut berbagai reka bentuk

lengkap dengan berjenis  lembar- lembar partitur

yang tak pernah ada bila kita tak mencangkirkan purnama

mencerup dengan selaksa dahaga, seteguk  telaga

jangan ada lagi yang mengnistakan rimba ini

sebesar dosa yang telah lapuk berlalu kini

semesta ini  adalah pernaungan siang untuk malam

yang menibakan esok untuk hari yang selalu remah

serupa,

 nyanyian kepodang ditawan rimba

menjadi  pelega,  penuntun  mimpi

dedaun pun hijau merampaikan

bulir kuning kemuning  riba

@rskp,170616,,,,,    Jakarta

Sumber:Blog.Rajawali Ufuk Timur.youtube.@rskp/pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun