Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daun di Atas Batu

15 Mei 2016   22:11 Diperbarui: 16 Mei 2016   00:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:RSKP. https://lh3.googleusercontent.com/32RLApCQsU1LqykOoIPFQ6ZLigmZOI7DiHHUisqZBYMpBEpIORkXFcaBkzZHVlmK5yzki9i3SqI=w1024-h600-rw-no

“Memangnya apa sih , Demas!”  Oneng sangat penasaran

“Lisna anak gadis bos kita. Kayaknya dia sangat suka padamu karena dia sangat peduli padamu!”

“Ah, itu biasa mas,..lagian dia kan anak bos. Wajar jika dia memperhatikan setiap pekerjaan kita sebagai karyawan mereka!”

“Salah kamu Oneng, jangan melihat dari sisi pekerjaan. Tapi kamu lihat dari niat yang tulus, dengan sebuah pandangan yang lembut terhadap kamu; Kamu lihat sana. Seorang gadis dengan rambut tergerai tertiup angin sambil duduk di atas motor!” Sambil menunjuk kearah yang cukup jauh dari mereka berdua.

“Siapa dia, Demas!”

“Dia orang yang memberikan sentuhan lembut selama ini kepadamu , Oneng. Saatnya kamu dekati dia. Lisna anak bos. Dan ucapkan kata cintamu, Ayo Oneng!”

Perlahan – lahan, kaki Oneng melangkah dari sisi kanan Lisna. Perlahan tapi tidak mengendap – endap.Apakah benar Lisna selalu memberikan sentuhan lembut kepadanya selama ini. Batinnya bertanya. Mungkin dia terbiasa dengan sentuhan yang keras serupa batu. Sentuhan lembut itu tak pernah terasa. Nyaris terlupakan. Ah.. Mencoba menelisik ke dalam rimba Lisna. Mungkin ini sebuah jawaban untuk menghapuskan cinta yang membatu selama ini. Tak banyak yang diungkapkan. Sebab jawaban untuk sebuah kelembutan hanyalah kelembutan juga. Sentuhan lembut itu terasa hingga ke pori-pori Oneng. Disebuah pohon Gaharu yang tak jauh dari Oneng dan Lisna mengobrol, sang Gagak sedang mematuk – matuk ranting dengan paruhnya yang keras. Lalu terbang ke angkasa mengapit sebatang ranting tanpa sehelai daun. Sang Gagak hitam sedang membuat sarangnya.

**********               

@rskp, 08052016, Jakarta

Getegete* = Ikan kecil berwarna merah yang suka berkelompok di karang- karang

Gorango)**  = Ikan Hiu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun