Saya punya seorang teman yang memiliki adik remaja, anak itu usianya 14 tahun di sekolah selalu gagal jadi akademik semuanya itu sangat buruk tapi ternyata dia sangat pandai memainkan permainan shooting game jadi main tembak-tembakan dia sangat pandai sampai dia menjadi king dari permainan tersebut anak ini merasa bahwa dia sangat dihargai di dunia maya menjadi seorang raja kemudian banyak fans-fansnya. Dia merasa bahwa dunia maya itu lebih menyenangkan daripada dunianya apanya hasilnya adalah  drop out dari sekola, bahkan selama 24 jam tidak mau keluar dari kamarnya sampai kemudian dia buang air kecil pun harus diantar botol oleh ibunya kasus-kasus seperti ini banyak kalau di Jepang kita sebut hikikomori warnet atau Internet Cafe waktu itu kebakaran ternyata korban remajanya banyak sekali karena ketika kebakaran itu terjadi mereka tidak mau meninggalkan komputernya karena sedang bermain game sampai ditarik keluar pun mereka tidak mau sampai kemudian mereka tidak mau makan selama 24 jam lalu dehidrasi kemudian ada yang sampai meninggal.
 Waktu itu Nah kalau di media sosial sendiri remaja sangat senang berinteraksi dengan komunitas Bapak Ibu kalau bermain game kita sering melihat pada anak laki-laki tapi kalau media sosial seringkali pada anak perempuan Kenapa demikian karena ternyata anak laki-laki itu memiliki social Interaction yang lebih buruk daripada perempuan kalau perempuan kan bisa banyak ngomong kemudian senang ngobrol tapi kalau laki-laki lebih senang mereka hanya bermain game saja tapi kalau perempuan media sosial dan di jepang  remaja Adiksi internet ternyata pada usia 40 yang datang itu adalah perempuan perempuan ada pro dan kontra. Yang seperti kita ketahui kalau pro-nya ternyata anak-anak keponakan saya masih SD kelas 1 sudah harus upload tugasnya lewat internet jadi memang sarana mencari ilmu pengetahuan dan sumber informasi tugas sekolah.
 Selain ia kemudian sarana mengekspresikan diri untuk para remaja, selain menjaga hubungan dengan keluarga dan teman jauh ini mungkin kemeja dan dewasa tapi ada kontraknya juga jadi ternyata informasi yang berlebihan itu seringkali merupakan sesuatu yang palsu itu sampai kemudian terjadi adanya ditemukan online Predator jadi seringkali ada seseorang yang memberikan identitas yang palsu kemudian kita percayai anak kita percaya remaja kita percayai kemudian mengikuti instruksi dari predator tersebut di PKT atau pusat trauma terpadu di RSCM itu banyak sekali saya temui anak-anak remaja korban pemerkosaan Jadi mereka usia remaja dari 9 tahun sampai usia 16 tahun datang dengan orang tuanya dibawa dan korban pemerkosaan karena mereka mengikuti apa yang diinstruksikan orang lain di Facebook atau di tulisan Jadi mereka diiming-imingi sesuatu kemudian merasa orang itu adalah hero suka sama dia kemudian mengikuti apa yang diberikan. jadi dalam menggunakan media dalam teknologi informasi sangatlah penting mengambil sikap bijaksana.Â
selanjutnya kita akan membahas dampak negatif media sosial.Banyak cerita tersebar yang belum tentu benar waktu yang ketiga sering terjadi bullying atau kejahatan cyber lainnya yang keempat kecanduan media sosial sekian materi dampak positif dan negatif Remaja usia 15 sampai 19 tahun dominasi penggunaan internet di Indonesia 64% remaja di tangan hampir 24 jam online WA, Instagram,  Line , Facebook dan ragam komunikasi modern dengan adanya media sosial akan berdampak negatif serta  positif. Dampak positif remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan di zaman digital seperti saat ini memperluas jaringan pertemanan anak dan remaja akan menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia
Pasti sebagian besar di antaranya belum pernah mereka temui secara langsung sosial membuat anak remaja menjadi lebih bersahabat latihan dan empati serta media sosial sebagai media pertukaran data dan media untuk mencari informasi atau data. Dampak negatif dampak negatif sosial media terhadap remaja memberikan pemahaman kepada remaja mengawasi remaja dalam internet atau Media sosial kenalkan aktivitas kreatif lainnya dengan jejaring sosial menjadi perencanaan komunikasi yang baik dari kalangan guru di sekolah lebih dari orang tua yang ada di rumah makan di harapkan dampak negatif yang muncul akan terminimalisir Mari selamatkan generasi muda kedepannya.
Serta pendampingan orangtua sangatlah di butuhkan. Guna menciptakan Generasi yang berintelektual, tertata, dan paham akan norma. kemudian paham juga dengan resiko sebab dan akibatnya, sehingga mereka bisa berfikir lebih rasional dan panjang akan langkah kedepannya dari tindakan yang mereka lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H